TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Dugaan kasus keracunan yang menimpa 112 siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Banyuwangi setelah menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai terungkap. Hasil pemeriksaan sementara dari Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) menunjukkan adanya identifikasi pertumbuhan bakteri pada dua jenis menu makanan.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi, Amir Hidayat, menyatakan pihaknya telah mengambil dan mengirimkan sampel makanan sejak Kamis (27/10/2025) terkait kasus keracunan yang menyebabkan diare di MAN 1 Banyuwangi. Sampel yang diperiksa mencakup sejumlah menu, termasuk ayam bumbu merah dan tumis sawi putih wortel.
Adapun pemeriksaan sampel makanan itu, dilakukan di tiga laboratorium (Lab) yakni Labkesda Banyuwangi, Lab Balai Karantina Kesehatan dan ketiga di Lab Forensik Polda Jawa Timur (Jatim).
“Untuk hasil Lab Balai Karantina Kesehatan dan Lab Forensik Polda Jatim hasilnya masih belum keluar,” kata Amir Senin (27/10/2025).
Berdasarkan hasil sementara yang telah ditemukan oleh Labkesda Banyuwangi, Amir mengungkap, menu ayam bumbu merah tumbuh bakteri Streptococcus Porcinus. Bakteri yang bisa menyebabkan gangguan pencernaan seperti mual, diare, muntah, demam, dan dehidrasi.
Sedangkan untuk menu makanan lain yakni tumis sawi putih dan wortel ditemukan tumbuh bakteri Klebsiella oxytoca. Bakteri ini diketahui bisa menyebabkan gejala gastrointestinal atau diare dan kram perut.
“Namun hasil lain menyebut bakteri patogen seperti Salmonella, terus kemudian Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, dan Listeria Monocytogenes itu negatif. Kalau bakteri patogen itu ada, biasanya kejadian keracunannya agak parah,” ungkap Amir.
Sedangkan untuk kasus dugaan keracunan menu MBG di dua sekolah di Kecamatan Kalipuro yang melibatkan 10 pelajar dan 1 guru di SMA NU Gombengsari dan 20 pelajar SMPN 3 Kalipuro Telemung sedang dalam proses pemeriksaan di Labkesda.
“Ada empat pelajar yang melakukan rawat jalan di Rumah Sakit, dan 9 pelajar juga dirawat jalan di Puskesmas Kelir,” jelas Amir.
Adapun itu, menurut analisis sementara Amir, bisa jadi karena intoleransi atau memang keracunan dari sumber yang sama.
“Kita juga sedang identifikasi apakah ada yang tidak ke faskes yang mengalami gejala (keracunan) yang sama. Jadi kami belum bisa menyimpulkan apakah itu karena dari sumber yang sama, yang dikonsumsi makanan (MBG) tersebut,” tuturnya.
Seperti diketahui, hingga saat ini ada sejumlah sekolah yang pelajarnya diduga keracunan setelah menyantap MBG. Pertama, sekitar 112 pelajar MAN 1 Banyuwangi diduga keracunan MBG, Kamis (23/10/2025). Para siswa tersebut terserang diare, mual, sakit perut (mulas), hingga panas.
Pada Sabtu (25/10/2025) setidaknya 11 orang pelajar termasuk satu guru di SMA NU Gombengsari juga mengalami sakit setelah menyantap menu MBG, termasuk di SMPN 3 Kalipuro Telemung 20 pelajarnya mengeluh sakit setelah mencium bau basi dari menu MBG dengan menu kare. (*)
| Pewarta | : Anggara Cahya |
| Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Prapenjualan BSDE Melejit ke Rp7,10 Triliun di Q3
Bank Mandiri Pacu Pembiayaan Hijau ke Rp310 T hingga Q3
12 SPPG Siap Beroperasi Kembali, BGN Pastikan Kualitas Program MBG Makin Ketat
Kisah Anggota PPI Bursa Saat Angklung Bergema di Turki
TNI Siap Diterjunkan ke Gaza, Komunikasi Prabowo dan Panglima Berjalan Intensif
Gaya 'Koboi' Menkeu Purbaya Mampu Pulihkan Kepercayaan Publik pada Pemerintah
Respons Keresahan Publik, Komisi A DPRD Jatim Susun Ulang Perda Judol-Pinjol dan Kebisingan
213 Pasien Gaza Dievakuasi ke Yordania dan Eropa untuk Perawatan Medis
Kopi Benjor Tumpang Jadi Contoh Sukses Agrowisata Kabupaten Malang
560 SPPG Sudah Kantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi untuk Program MBG