TIMESINDONESIA, MALANG – Pemandangan miris terlihat di wilayah RT 05/RW 02 Dusun Sido Makmur Desa Brongkal Pagelaran Kabupaten Malang. Di ujung gang perkampungan wilayah itu, tampak satu rumah tua kecil, yang hanya dikelilingi dinding anyaman bambu dan asbes.
Rumah ini bertuliskan nomor 62, dan dihuni pasangan lansia Arifin, kelahiran tahun 1907, dan Bik Ni (65). Ukuran rumahnya sekitar 5 x 8 meter. Separo bangunan persis di belakang rumah ini, digunakan untuk kandang ternak dua ekor sapi.
Saat TIMES Indonesia masuk ke dalam rumah pasangan lansia ini, kesan kumuh dan layak didapati dalam rumah ini. Tidak ada sekat ruangan dalam rumah, semua barang dan perabot menumpuk jadi satu dan dicantolkan begitu saja.

Lantai rumah tua ini masih berupa tanah ubin, tanpa penerangan layak. Hanya ada satu meja makanan di samping satu-satu tempat tidur mereka. Saat itu, tampak Arifin hanya berbaring.
"Bapak (Arifin) menderita sakit stroke. Sudah 15 tahunan hanya bisa berbaring lemah begitu," terang Bik Ni, dengan logat Madura, sembari mencoba menyuapi makanan suaminya, Minggu (2/11/2025) sore.
Tidak tampak tanda ataupun stiker Keluarga Miskin atau Penerima Manfaat di bagian depan rumah lansia ini. Sebaliknya, beberapa rumah yang tampak cukup bagus di kanan-kiri pasangan lansia ini, ada tanda serupa. Yang mana itu menunjukkan pemilik rumah menjadi penerima manfaat bansos dari pemerintah.

Untuk sekadar bertahan hidup, Bik Ni harus menjadi tulang punggung keluarga. Sehari-hari, ia menjadi buruh yang harus mencari pakan rumput untuk ternak yang dirawatnya dari pemilik ternak.
Manakala ada hasil kebun milik warga lain yang bisa dijual, ia juga sesekali dititipi untuk menjualkannya di pasar Desa Brongkal.
"Seperti itu kehidupan pasangan ini. Ya, memang kasihan sekali keseharian mereka. Memang, sesekali ada tetangga atau orang lain yang memberi santunan. Tapi ya seadanya dan tidak bisa rutin," terang seorang relawan, yang turut mendampingi TIMES Indonesia menemui pasangan lansia tersebut.
Bik Ni yang hanya berpendidikan sangat rendah, tidak bisa mengiyakan atau menunjukkan kartu penerima bansos yang diterimanya. Sebaliknya, ia hanya menyebut perhatian dan bantuan pemerintah Desa setempat kurang, atau nyaris tidak ada.
TIMES Indonesia coba memastikan status pasangan keluarga ini dalam DTSEN melalui Dinas Sosial Kabupaten Malang, Senin (3/11/2025).
Sangat mengejutkan, data DTSEN atas nama pemilik KK pasangan lansia tersebut menunjukkan, keduanya tidak tercatat menerima bantuan apapun. Keterangannya: Tidak ada riwayat penerimaan Bansos!
Pihak Pemerintah Desa Brongkal sendiri belum merespon terkait keberadaaan keluarga miskin ekstrem di wilayahnya tersebut. Belum ada konfirmasi dari pihak pemdes, apakah keluarga lansia memprihatinkan ini pernah diusulkan sebagai Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bansos. (*)
| Pewarta | : Khoirul Amin |
| Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Amerika dan Tiongkok Adu Cepat Kuasai Tambang Helium-3 di Bulan
Ommo.. Drakor Legendaris Princess Hours akan Dibikin Reboot
Pemkab Banjarnegara Gelar Resmi Pelepasan Sekda Indarto dan Istri
Bupati Trenggalek Perintakan Warga Rawan Bencana Segera Mengungsi
Hak Jawab Kementan: Ke TEMPO Bukan Pembredelan, tapi Upaya Uji Kebenaran
KGB Open II 2025 Dibuka, 600 Peserta dari Berbagai Daerah Siap Berlaga di Kota Banjar
Tanam Mangrove Bersama Kaka Slank, Gubernur Khofifah Ajak Lintas Elemen Wujudkan NZE 2060
Strategi Menkeu: Dana Rp200 T di Himbara Bikin Likuiditas Melejit
Prabowo Ngebut Bangun Kereta di Luar Jawa, AHY Beberkan Alasannya
Festival Kopi Jalanan Sukses Sulap Kota Lama Surabaya Jadi Hub Kolaborasi Pemuda