TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati bertemu langsung dengan Menteri Keuangan Kerajaan Arab Saudi, Mohammed Al-Jadaan, di sela-sela agenda Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 yang digelar di Afrika Selatan.
Pertemuan bilateral ini menjadi langkah lanjutan dari pertemuan kenegaraan antara Presiden RI Prabowo Subianto dan Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman Al Saud (MBS), yang berlangsung awal Juli 2025 lalu.
Dalam pernyataannya yang diunggah melalui akun Instagram resminya, Sri Mulyani menyebut bahwa salah satu fokus utama pembicaraan dengan Al-Jadaan adalah penguatan kerja sama dalam peningkatan kualitas layanan ibadah haji dan umrah bagi Jemaah Indonesia, yang menjadi salah satu prioritas Presiden Prabowo.
“Kami menindaklanjuti hasil pertemuan Presiden Prabowo dan Pangeran MBS. Salah satunya adalah upaya konkret untuk memperkuat layanan Haji dan Umrah, yang secara langsung menyentuh kepentingan jutaan umat Muslim Indonesia,” tulis Sri Mulyani.
Dalam kesempatan yang sama, kedua menteri juga berdiskusi mengenai peran strategis G20 dalam kondisi geopolitik global saat ini. Keduanya sepakat bahwa G20 perlu kembali meneguhkan jati dirinya sebagai forum kerja sama multilateral yang inklusif dan solutif, bukan ajang kepentingan sepihak.
“G20 harus kembali ke tujuan awalnya: menjunjung tinggi multilateralisme. Ini penting untuk menjaga stabilitas dan kolaborasi global di tengah dinamika geopolitik yang semakin kompleks,” ujar Sri Mulyani.
Menkeu Arab Saudi, Mohammed Al-Jadaan, juga secara resmi mengundang Indonesia untuk berpartisipasi dalam Expo 2030 yang akan digelar di Riyadh. Sri Mulyani menyebut undangan ini sebagai bentuk kepercayaan dan kehormatan, sekaligus penegasan posisi Indonesia sebagai mitra strategis di mata Kerajaan Arab Saudi.
“Mengutip Minister Al-Jadaan, ‘It just confirms that the relationship is not only strong, but it actually can grow even more,’” ungkap Sri Mulyani.
Diberitakan sebelumnya, dalam pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Pangeran MBS di Riyadh, kedua negara telah mencapai sejumlah kesepakatan strategis. Salah satunya adalah peningkatan fasilitas kesehatan dan pelayanan haji, termasuk di dalamnya penguatan logistik, sistem rujukan medis, dan pengembangan teknologi pelayanan Jemaah.
Lebih jauh, Indonesia dan Arab Saudi juga menyatakan komitmen untuk memperluas kerja sama di sektor kesehatan, farmasi, vaksin, SDM, dan teknologi kesehatan—sektor yang bukan hanya menopang kebutuhan ibadah haji, tetapi juga menjadi fondasi kemitraan jangka panjang di bidang pembangunan manusia.
Di luar sektor keagamaan, kedua pemimpin negara juga membahas penguatan kerja sama ekonomi strategis, termasuk investasi, perdagangan, dan energi. Diskusi itu mengarah pada sinergi Visi Arab Saudi 2030 dan Visi Indonesia Emas 2045, dua dokumen strategis yang menjadi cetak biru transformasi ekonomi nasional masing-masing negara.
Pertemuan antara Sri Mulyani dan Mohammed Al-Jadaan menegaskan arah hubungan Indonesia-Arab Saudi yang semakin erat dan konkret, dari spiritual hingga ekonomi. Langkah-langkah diplomatik ini mencerminkan komitmen bersama untuk membangun masa depan yang lebih terintegrasi, inklusif, dan saling menguntungkan—baik bagi rakyat Indonesia maupun masyarakat dunia.(*)
Pewarta | : Antara |
Editor | : Imadudin Muhammad |
Atasi Masalah Pertanian dan SDM, Pemkot Batu Jalin Kerja Sama Strategis dengan Unisma Malang
Presiden Luncurkan 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, Begini Arahan Wali Kota Kediri
Polres Pelabuhan Tanjung Perak Tindak 369 Pelanggar Lalin Melalui ETLE
Dukung Asta Cita Presiden Prabowo, KDMP di Jatim Terbanyak Nasional
153 Koperasi Kelurahan Merah Putih Surabaya Resmi Diluncurkan
Diduga Rem Blong, Truk Tronton Gandeng Nyungsep di Tikungan Dekat Jembatan
Ketua KPK Tekankan Peran Kampus dalam Pemberantasan Korupsi
Pemkot Malang Rancang Tambahan OPD Baru, DPRD Minta Urgensi dan Manfaat Jadi Prioritas
Optimistis Posisi Puncak FORNAS VIII, Gubernur Khofifah: Rebut Medali Maksimal
Pemilik Pabrik di Malang Gugat Bank Panin Dubai Syariah, Protes Lelang Aset Jaminan yang Dibeli Sendiri Dengan Nilai Tak Wajar