TIMESINDONESIA, JAKARTA – Tampaknya Hamas juga tidak gentar dengan ancaman-ancaman yang dikeluarkan Israel maupun Amerika Serikat, dan memperingatkan bahwa para sandera akan menghadapi nasibnya seperti pilot yang hilang jika Israel melakukan genosida dengan cara terus menerus membombardir Gaza tanpa ampun.
Israel sendiri sampai Sabtu kemarin melanjutkan kebrutalannya di Kota Gaza dan Jalur Gaza yang lebih luas. Mereka membongkar terowongan bawah tanah dan struktur jebakan melalui serangannya itu yang menyebabkan sedikitnya 60 warga Palestina meninggal dunia.
Sementara itu 10 negara, termasuk Australia, Belgia, Inggris, dan Kanada, dijadwalkan untuk secara resmi makan mengakui negara Palestina yang merdeka, Senin besok menjelang pertemuan tahunan para pemimpin di Majelis Umum PBB minggu depan.
Hamas peringatkan para sandera akan menghadapi nasib pilot hilang jika serangan Israel terus menerus berlanjut.
Sayap bersenjata Hamas, Brigade Ezzedine Al-Qassam,bpada hari Sabtu juga telah menerbitkan foto-foto "perpisahan" sebagian besar sandera yang tersisa di Gaza di saluran Telegramnya, memperingatkan bahwa serangan Israel di Kota Gaza bisa. membahayakan mereka.
Foto-foto tersebut mengingatkan kita pada kasus seorang pilot Israel yang hilang sejak 1986 setelah ditembak jatuh di Lebanon.
Dari 251 orang yang ditangkap militan Palestina dalam serangan mereka terhadap Israel pada Oktober 2023, 47 orang masih berada di Gaza, termasuk 25 orang yang menurut militer Israel sudah tewas.
"Karena keteguhan hati (Perdana Menteri Benjamin) Netanyahu dan ketundukan (panglima militer Eyal) Zamir, sebuah foto perpisahan yang diambil pada awal operasi di Kota Gaza," tulis Brigade tersebut di samping foto-foto tersebut.
Israel mulai melancarkan serangan darat besar-besaran ke Kota Gaza sejak Selasa, setelah berminggu-minggu didahului dengan serangan udara besar-besaran yang terus berlanjut di pusat kota terbesar di wilayah tersebut.
Ratusan ribu penduduk telah mengungsi, sementara keluarga para sandera telah mendesak pemerintah untuk menghentikan serangan, memperingatkan bahwa hal itu membahayakan nyawa orang-orang terkasih mereka yang masih ditawan di Gaza.
Brigade Ezzedine Al-Qassam merilis 46 foto sandera di kanal Telegramnya, masing-masing diberi label nama Ron Arad, seorang navigator angkatan udara Israel yang pesawatnya jatuh di Lebanon selatan pada tahun 1986 selama perang saudara Lebanon.
Arad diyakini awalnya ditahan oleh kelompok-kelompok Syiah di Lebanon dan sekarang dianggap telah meninggal, dengan jenazahnya tidak pernah dikembalikan.
Arad kemudian menjadi selebriti selama beberapa dekade di Israel, dimana membawa pulang tentara yang hilang atau ditangkap dianggap sebagai tugas nasional.
Keluarga khawatir akan nasib sandera setelah serangan Israel terhadap Hamas di Doha, Qatar.
Kampanye penghancuran gedung-gedung tinggi, rumah dan tenda-tenda pengungsi warga serta pembunuhan militer Israel yang intensif oleh Israel dimulai minggu ini.
Pasukan Israel yang mengendalikan pinggiran timur Kota Gaza telah menggempur daerah Sheikh Radwan dan Tel Al-Hawa dari mana mereka akan diposisikan untuk maju ke bagian tengah dan barat kota.
Sebagian besar penduduk Kota Gaza berlindung di bagian-bagian tersebut.
Militer memperkirakan telah menghancurkan sedikitnya 20 blok menara Kota Gaza selama dua minggu terakhir. Hamas juga meyakini, menurut media Israel, bahwa lebih dari 500.000 orang telah meninggalkan kota itu sejak awal September.
Namun kelompok militan Hamas, yang mengendalikan Gaza, membantah hal ini dengan mengatakan bahwa hanya sekitar 300.000 orang telah pergi dan sekitar 900.000 orang masih berada di sana, termasuk para sandera Israel.
Di situs perpesanan Telegram, sayap militer Hamas sebelumnya merilis gambar montase sandera Israel, memperingatkan bahwa nyawa mereka terancam karena operasi militer Israel di Kota Gaza.
Hamas juga memperkirakan bahwa sejak 11 Agustus, militer Israel telah menghancurkan atau merusak lebih dari 1.800 bangunan tempat tinggal di Kota Gaza, dan menghancurkan lebih dari 13.000 tenda yang menampung keluarga-keluarga yang pengungsi.
Dalam hampir dua tahun pertempuran, serangan Israel telah membunuh lebih dari 65.000 warga Palestina, menyebarkan kelaparan, menghancurkan sebagian besar bangunan, serta membuat sebagian besar penduduk mengungsi, dalam banyak kasus berulang kali.
Israel mengatakan krisis kelaparan di Gaza telah dibesar-besarkan dan Hamas sebagian besar bertanggung jawab.
COGAT, sayap militer Israel yang mengawasi aliran bantuan ke wilayah kantong tersebut, sebelumnya mengatakan bahwa Hamas menembaki tim PBB pada hari Sabtu dan mencegah pembukaan rute kemanusiaan baru di Jalur Gaza selatan.
Hamas dengan tegas membantah klaim tersebut, dengan mengatakan bahwa geng-geng kriminal yang dilindungi oleh senjata api dan perlindungan udara Israel lah yang menyerang truk-truk bantuan, menjarah, dan mencuri. PBB tidak bisa segera dihubungi untuk memberikan komentar.
"Kami telah mendesak siang dan malam agar organisasi-organisasi PBB melaksanakan pekerjaan kemanusiaan dan bantuan mereka," kata seorang pejabat senior media Hamas kepada Reuters.
Perang dimulai setelah Hamas memimpin serangan di Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 251 orang. Sebanyak 48 sandera masih berada di Gaza, dan sekitar 20 orang diperkirakan masih hidup.
Meski diancam dua pihak yakni Amerika Serikat dan Israel, Hamas tidak gentar bahkan kini memperingatkan bahwa nasib para sandera akan seperti nasib pilot Israel yang hilang di Lebanon, jika Israel melakukan genosida dengan cara terus menerus membombardir Gaza dengan brutal. (*)
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Deasy Mayasari |
Gus Wabup Ajak Masyarakat Jombang Jaga Pola Hidup Sehat
Semangat dan Antusias Pemain Teatrikal Perobekan Bendera di Hotel Yamato
Partai Gerindra DIY Sukses Kawal Danais 2026 Tetap Rp1 Triliun, Warga Yogyakarta Sambut Lega
Wali Kota Hasto Wardoyo Ajak Warga Yogyakarta Bergerak Bersama Cegah Stunting
Cerita Kecintaan Bima Bayu Aji, Pemuda asal Magetan, pada Budaya Jawa
Jember Road Race Championship 2025 Jadi Ajang Gairahkan Sport Tourism
Pemkab Probolinggo Pulangkan Janazah Pekerja Migran dari Negeri Seberang
Pasar Minggu Legi Latar Cendhani, Wisata Unik Bernuansa Tradisional di Sendang Duwur Lamongan
Indonesian Custom Show 2025 di Jogja: Talk With Hand, Saat Karya Bicara Lebih Lantang dari Kata
Tiket Penerbangan Fly Jaya Jember - Jakarta PP Sudah Tersedia