Indonesia Pacu Hilirisasi Mineral untuk Transisi Energi Berkeadilan

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Indonesia menegaskan komitmennya untuk memastikan bahwa mineral strategis tidak hanya mendorong dekarbonisasi global, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan nasional. Hal ini diwujudkan melalui kebijakan hilirisasi dan pendekatan investasi yang berkelanjutan.

Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, dalam sambutannya di hari kedua Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2025, menekankan nilai strategis dari kebijakan ini. “Melalui kebijakan hilirisasi kami, pemerintah Indonesia menciptakan batu bara yang bernilai, membangun industri, mengembangkan keterampilan, dan mendorong inovasi yang memberdayakan masyarakat dan mendorong pertumbuhan regional,” ujarnya melalui rekaman video dari Jakarta, Sabtu (11/10/2025).

Sugiono menilai, tingginya permintaan global terhadap mineral kritis membawa peluang sekaligus tanggung jawab besar bagi negara berkembang. “Pertanyaannya bukanlah apakah kita bertindak, tetapi bagaimana kita bertindak, untuk memastikan bahwa transisi energi kita adil, inklusif, dan berkelanjutan,” tegasnya.

Sebagai langkah nyata, pemerintah telah meluncurkan sejumlah proyek strategis untuk mempercepat peta menuju net-zero emission, yang ditargetkan mulai pada 2026. Salah satu proyek andalannya adalah pembangunan masif pembangkit listrik tenaga surya. “Salah satunya adalah pembangunan 80 ribu pembangkit listrik tenaga surya di seluruh desa yang akan menghasilkan hingga 100 gigawatt listrik berkelanjutan,” papar Sugiono.

Selain energi surya, upaya transisi juga dilakukan dengan mengganti pembangkit listrik berbahan bakar fosil dengan sumber yang lebih bersih seperti gas alam dan tenaga air. Pemerintah juga aktif memperluas pemanfaatan biofuel dan biogas untuk semakin mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.