TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Sugiono menegaskan pentingnya menjaga persatuan dan sentralitas ASEAN di tengah dinamika geopolitik dan geoekonomi global yang semakin kompleks. Ia juga mendorong penguatan peran ASEAN Institute for Peace and Reconciliation (ASEAN-IPR) dalam penelitian dan pengembangan kapasitas untuk memastikan Treaty of Amity and Cooperation (TAC) tetap relevan menghadapi tantangan baru.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (ASEAN Foreign Ministers' Meeting/AMM) yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Sabtu (25/10/2025).
Dalam kesempatan itu, Menlu Sugiono menyebut ulang tahun ke-50 TAC pada 2026 sebagai momentum penting untuk meneguhkan kembali nilai-nilai dasar ASEAN: perdamaian, stabilitas, dan kerja sama kawasan.
Menurut keterangan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Menlu Sugiono mengapresiasi kepemimpinan Malaysia dalam memfasilitasi gencatan senjata antara Thailand dan Kamboja.
“Indonesia menyambut baik komitmen kedua pihak untuk menyelesaikan perbedaan melalui dialog dan konsultasi,” ujarnya.
Terkait situasi di Myanmar, Menlu Sugiono menyoroti terbatasnya kemajuan dalam implementasi Five-Point Consensus (5PC). Meski begitu, ia memberikan apresiasi atas upaya berkelanjutan Ketua ASEAN dan Utusan Khusus dalam memfasilitasi proses perdamaian.
Indonesia, kata Sugiono, mendukung gagasan penunjukan Utusan Khusus baru ASEAN serta menekankan pentingnya posisi dan sikap bersama dalam menghadapi rencana pemilihan umum Myanmar pada Desember 2025.
Ia juga menyinggung kemungkinan pembentukan Tim Pengamat ASEAN dengan mandat yang jelas dan terbatas untuk memantau jalannya pemilihan tersebut.
Dalam konteks hubungan eksternal, Sugiono menilai sudah saatnya ASEAN meninjau kembali kebijakan moratorium terhadap mitra dialog baru, seiring meningkatnya minat dari negara-negara seperti Turki.
“ASEAN perlu memiliki pendekatan yang lebih fleksibel dan strategis dalam menjawab perubahan lanskap global,” ujarnya, sambil menyebut pentingnya penguatan kerja sama dengan Papua Nugini.
Menlu Sugiono juga menegaskan dukungan penuh Indonesia terhadap proses aksesi Timor-Leste sebagai anggota penuh ASEAN.
“Ini bukan akhir perjalanan, tetapi awal dari proses integrasi penuh Timor-Leste di ASEAN,” tegasnya.
Menutup pernyataannya, Sugiono menegaskan bahwa seluruh agenda ASEAN—mulai dari TAC, Myanmar, hubungan eksternal, hingga aksesi Timor-Leste—bertujuan untuk menegakkan persatuan dan sentralitas ASEAN sebagai jangkar stabilitas kawasan di tengah ketidakpastian global.(*)
| Pewarta | : Rochmat Shobirin |
| Editor | : Imadudin Muhammad |
Menilik Tradisi Lempung Agung, Ritual Sawah yang Hidupkan Festival Gerabah Pacitan
KAI Daop 8 Surabaya Hadirkan KA Mutiara Timur Tambahan
Krisis Moral di Era Digital
Crime 101, Chris Hemsworth Harus Berurusan dengan Mark Ruffalo
Bangkutaman 'Mencari', Nada Nostalgia ke Jati Diri Baru
Waspada Kanker Payudara, Deteksi Dini Selamatkan Jiwa
Wadahi 288 Pesilat Muda, MAALMA Cup V di Blitar Jadi Ajang Perekrutan Atlet Berbakat
Hadapi Potensi Karhutla, Kapolri Siap Bersinergi dengan Kementerian Kehutanan
DPRD Jatim Dukung Langkah Menkeu Hapus Tunggakan BPJS Rp20 Triliun
Pelantikan Rektor UNUSA 2025-2030, Gubernur Khofifah Ajak Perkuat Peran Perguruan Tinggi