TIMESINDONESIA, MALANG – Kekejaman tentara Israel di Jalur Gaza kembali menampakkan wajah paling kelamnya. Dua pria lanjut usia Palestina dilaporkan diculik, dijadikan tameng hidup, lalu dieksekusi oleh pasukan pendudukan Israel di wilayah Beit Lahia, Gaza Utara.
Kisah tragis ini terungkap melalui laporan Al Jazeera dan media Palestina lainnya, yang mengidentifikasi kedua korban sebagai Nadi Abdel Latif Maarouf dan Ali Muhammad Maarouf.
Keduanya, yang sudah dalam kondisi terluka, dipaksa bertindak sebagai pelindung tentara Israel, diperlakukan tidak manusiawi, dan bahkan ditelanjangi di depan umum sebelum akhirnya ditembak mati.
“Mereka digunakan sebagai tameng hidup. Ditempatkan di depan kendaraan militer, berjalan di depan pasukan bersenjata, lalu dieksekusi beberapa meter setelah dilepas,” tulis laporan investigatif yang dikutip Al Jazeera.
Menurut laporan lapangan, kedua lansia tersebut ditangkap oleh Pasukan Batalyon ke-92 Brigade Kfir Israel dari Beit Lahia, bagian dari operasi militer di barat wilayah itu. Setelah ditahan beberapa hari di bawah pengawasan ketat, keduanya dilepas di bundaran Al-Tawam, hanya untuk kemudian ditembak beberapa saat setelah berjalan bebas.
Gambar-gambar yang beredar di media sosial menunjukkan tubuh dua pria itu tanpa busana, memperlihatkan bagaimana tentara Israel menelanjangi kemanusiaan, bukan hanya fisik mereka.
Kesaksian warga menyebutkan, para tentara memaksa keduanya memasuki rumah-rumah penduduk untuk memastikan tidak ada jebakan atau bahan peledak. Mereka diposisikan di depan tank dan kendaraan lapis baja, menjadi perisai hidup bagi pasukan pendudukan.
Kabar mengenai dua lansia itu menyulut gelombang kemarahan di media sosial. Gambar mereka menjadi simbol baru kekejaman Israel dan penderitaan rakyat Palestina.
“Israel sudah melampaui batas kemanusiaan. Mereka tidak puas hanya dengan pemboman, tetapi juga mempermalukan warga sipil tak berdaya,” tulis seorang pengguna X (Twitter).
Aktivis digital menuduh tentara Israel memperlakukan tubuh manusia seperti perisai dan hiburan perang. Beberapa kesaksian bahkan menyebut bahwa tentara menggunakan mereka sebagai sasaran tembak untuk “menguji ketepatan peluru”.
“Tentara itu tertawa. Mereka mendorong dua lelaki tua itu ke depan tank, lalu menembak mereka seperti permainan,” ungkap seorang saksi mata di Gaza kepada media lokal.
Banyak pengamat HAM menyebut tindakan ini sebagai pelanggaran berat hukum humaniter internasional, sekaligus bukti nyata praktik genosida yang dilakukan Israel di Gaza.
Para aktivis menyerukan agar kejadian tersebut didokumentasikan dan disebarluaskan ke seluruh dunia. Mereka mendesak lembaga-lembaga internasional, termasuk PBB dan Komisi HAM PBB (UNHRC), untuk menyelidiki eksekusi dua lansia Palestina tersebut.
“Ini bukan lagi pelanggaran lapangan, melainkan kejahatan perang yang sistematis. Mereka menargetkan rakyat Palestina dalam kehidupan dan martabatnya,” tulis pernyataan kolektif sejumlah aktivis HAM di media internasional.
Bagi warga Gaza, peristiwa ini bukan sekadar kisah dua korban, melainkan cermin dari penderitaan ribuan jiwa lain yang hidup di bawah bayang-bayang kekerasan dan penghancuran. (*)
| Pewarta | : Widodo Irianto |
| Editor | : Imadudin Muhammad |
Real Madrid Bidik Sapu Bersih Sebelum Jeda Internasional
Perpusnas Dukung Program MBG dengan Bahan Bacaan Berkualitas untuk Tingkatkan Literasi
Derby London, Inilah Prediksi Susunan Pemain Tottenham vs Chelsea
APEC 2025: Para Pemimpin Sepakati Deklarasi Gyeongju Perkuat Perdagangan dan Investasi
Bertemu Presiden Korsel, Prabowo Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Pertahanan
Pemerintah Arab Saudi Tolak Rencana Messi Main di Saudi Pro League
UB Ungguli ITB Sebagai Kampus Penerima Beasiswa Unggulan Terbanyak 2025
Arab Saudi Pangkas Masa Berlaku Visa Umrah Jadi 30 Hari, Berlaku Mulai Pekan Depan
SPBU BP di Kota Malang Akhirnya Kembali Beroperasi, Antrean Kendaraan Langsung Mengular
Potret UMKM yang Tersisih di Era 5.0