TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pemerintah mengoptimalkan pemanfaatan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dalam rangka mewujudkan target swasembada energi sesuai pilar kedua Astacita.
Tenaga Ahli Menteri ESDM Satya Hangga Yudha Widya Putra, mengatakan sektor energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia memasuki babak baru dengan target besar dan fokus pada PLTS berkapasitas 100 GW.
"Target kita sudah clear. Pemerintah mendukung PLTS ini sebagai sumber energi yang harus dioptimalkan dan dikembangkan sekarang dan ke depannya," jelasnya saat menjadi keynote speech dalam acara "Solar & Storage Live Indonesia 2025" di Tangerang, Banten, Kamis (6/11/2025).
Hangga, panggilannya, menjelaskan harga listrik PLTS semakin kompetitif dari waktu ke waktu.
Hal ini didorong oleh perkembangan teknologi, meningkatnya kesadaran global, serta banyaknya investor dan teknologi yang tersedia.
Menurut dia, kendaraan listrik juga menjadi salah satu momentum karena PLTS bisa digunakan untuk mengisi daya listriknya.
Secara keseluruhan, Indonesia memiliki potensi pemanfaatan EBT yang besar, yakni mencapai 3.687 GW, yang mayoritas atau 3.294 GW berasal dari energi surya.
"Dibandingkan dengan kapasitas PLTS terpasang saat ini yang masih sekitar 916 MW, potensi ini wajib dioptimalkan, terutama dengan harga battery energy storage system (BESS) yang semakin kompetitif," sebut Hangga.
Sebagai contoh, program dedieselisasi atau konversi PLTD ke EBT dan penggunaan PLTS atap untuk skala rumah tangga sekitar 10-20 kW, dapat terus digencarkan.
Hangga juga menekankan bahwa kebijakan PLTS harus sinkron dengan kondisi lapangan khususnya dari segi iklim, cuaca, lahan, dan regulasi.
Regulasi PLTS atap yang sudah lama perlu dikaji ulang, apakah masih relevan atau butuh dimodifikasi, baik itu melalui peraturan menteri, peraturan presiden, maupun peraturan pemerintah.
Hangga juga mengatakan tantangan pengembangan PLTS meliputi investasi awal yang masih tinggi (capital expenditure), dan masalah intermitensi atau ketidakpastian suplai listrik karena tergantung cuaca.
"Program konversi PLTD menjadi PLTS di daerah 3T juga harus diiringi dengan penguatan infrastruktur baik on-grid maupun off-grid, dan sistem penyimpanan daya yang memadai," katanya.(*)
| Pewarta | : Antara |
| Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Bupati Sidoarjo Paparkan Keberhasilan Inovasi Mini Distribusi dan Duta Hatiku kepada Kemendagri
Atlet Madiun Keluhkan Bonus Porprov Dipotong Tanpa Alasan Jelas oleh Pelti Kota Madiun
Tiga Prajurit TNI Ditahan Terkait Kematian Rekan di Barak Yonarhanud 4 Gowa
Sanksi Terhadap Presiden Ahmed Al-Sharaa Dihapus, AS Siap Bangun Pangkalan Militer di Suriah
Transaksi QRIS di Bawah Rp500 Ribu Kini Bebas Biaya Layanan
Jangan Panik, Begini Cara Aman Menangani Mobil yang Terendam Banjir
Siaga Bencana, Disdikpora Cianjur Berlakukan Pembelajaran Kondisional
Adipati Dolken Tampilkan Gaya Realistis Park Seo-joon di Versi Indonesia
Keluarga Somat Comeback Lewat Versi AI
Messi: Saya Hanya Ingin Menikmati Sepak Bola, Bukan Mencari Warisan Karier