TIMESINDONESIA, KEDIRI – Inovasi arsitektur di Kabupaten Kediri semakin berkembang pesat dengan hadirnya sebuah hunian unik di Desa Tunge, Kecamatan Wates. Desainnya digarap oleh arsitek sekaligus desain interior-eksterior, civil engineering, kontraktor, konsultan perencana, pengawas pengadaan barang, Suswandono Wawan, yang lebih dikenal dengan sebutan Wawan Wood.
Karya terbarunya ini layak menjadi perhatian karena membawa konsep hunian mewah ala resor bintang 5 ke lokasi pedesaan yang tenang di kaki Gunung Kelud.
Sebagai seorang konsultan arsitektur dan desain, Wawan Wood dikenal dengan keahliannya di bidang arsitektur, interior dan eksterior, serta kontraktor. Proyek terbarunya ini mengusung konsep fusion atau eclectic, yang merupakan perpaduan harmonis antara gaya tradisional, modern, kontemporer, vintage, dan resor.
Menurut Wawan Wood, konsep ini dipilih untuk menciptakan hunian yang tidak hanya berkelas, tetapi juga menyatu dengan lingkungan alam sekitarnya. "Kami ingin menghadirkan kemewahan yang tidak kaku. Dengan memadukan berbagai elemen, tercipta sebuah hunian yang kaya akan karakter dan cerita," ungkapnya, Sabtu (11/10/2025).
Rumah ini dirancang dengan fasilitas layaknya resor premium. Di dalamnya, terdapat pendopo joglo yang menjadi sentral area komunal, kolam renang yang luas, kolam koi, hingga area permainan seperti biliar dan catur. Setiap kamar juga dilengkapi dengan toilet, bahkan kamar utama memiliki bathtub.
Pembangun bertahap mulai dari sisi paling timur di Desa Tunge, Tanjunganom, Wates, Kediri. (Foto: Sony for TIMES Indonesia)
Keindahan hunian semakin lengkap dengan taman lanskap resor dan hutan kecil buatan yang menambah kesan sejuk dan asri.
Yang membedakan hunian ini dari properti lain di Wates adalah detail arsitekturalnya. Wawan Wood menjelaskan bahwa desainnya memadukan empat elemen menjadi struktur utama, yaitu batu, beton, baja, dan kayu, untuk menciptakan kesan yang kokoh namun tetap elegan.
"Sirkulasi udara dan cahaya menjadi prioritas utama. Kami memaksimalkan penggunaan jendela besar setinggi 230 cm dan pintu setinggi 275 cm di berbagai sudut. Ini memastikan setiap ruangan mendapat pencahayaan alami dan udara segar secara maksimal," tambahnya.
Kerennya lagi, di bawah tangga gantung, ada kolam koi dengan ukuran 5 x 2,5 meter sehingga menghadirkan suasana sejuk, asri, tenang dan mewah.
Berkonsep hunian berkelas, pembangunan yang diarsiteki Wawan Wood menghadirkan suasana bersatu dengan alam. (Foto: Sony for TIMES Indonesia)
Proyek di Desa Tunge ini menjadi karya perdana Wawan Wood di kawasan pedesaan atau kawasan pinggiran. Lokasinya yang berjarak 30 kilometer dari pusat kota tidak menjadi halangan, melainkan tantangan untuk membuktikan bahwa desain arsitektur berkelas dapat diimplementasikan di mana saja.
Hunian ini diharapkan menjadi inspirasi baru bagi tren pembangunan rumah di pedesaan, membuktikan bahwa kemewahan dan kenyamanan dapat berjalan seiring dengan keasrian alam dan kearifan lokal, hasil sentuhan Wawan Wood. Alaska Residence, begitu dia menamainya, diambil dari singkatan Alas Karet. (*)
Pewarta | : Bambang H Irwanto |
Editor | : Bambang H Irwanto |
Film Jumbo Makin Mendunia, Berhak Tayang di 40 Negara
Final Four Livoli Divisi Utama 2025, Bank Jatim Bangkit, Libas Rajawali O2C 3-0
Rahasia Turunkan Kadar Gula dalam Nasi dengan Cara Simpel untuk Diabetes
Akses Gerbang Tol Padalarang Timur Diubah, Pengendara Diminta Waspada
Haul Solo Jadi Berkah Ekonomi Warga, Omzet Sewa Rumah Tembus Jutaan Rupiah
Rem Blong, Truk Hino Hantam Dua Tiang Listrik di Cianjur
74 Penerbangan Ngurah Rai Terganggu Akibat Listrik Padam
Sleman Quattrick! Bupati Harda Dorong Semangat Juara di Musorkab KONI
AKPI Perkuat Profesi Kurator, Siap Menjadi Mitra Pembangunan Hukum dan Ekonomi
Utut Adianto Turun Gunung Konsolidasi Kader PDI Perjuangan Banjarnegara, Ini Tujuannya