TIMESINDONESIA, SUMENEP – Ulama besar dunia Islam, Syaikh Muhammad Amin Asy-Syinqithi, memberikan pesan mendalam tentang pentingnya barokah dalam menuntut ilmu saat mengisi Daurah Ilmiah di Pondok Pesantren Darurrahman, Pangarangan, Kabupaten Sumenep, Kamis (30/10/2025).
Kegiatan yang dihadiri ratusan santri dan pencinta ilmu ini membahas Kitab Al-Manzhumah Al-Bayquniyyah, salah satu matan penting dalam disiplin ilmu Musthalah al-Hadits atau metodologi kajian hadis.
Dalam pembukaannya, Syaikh Muhammad Amin Asy-Syinqithi mengingatkan bahwa setiap amal dan ilmu harus diawali dengan niat yang benar.
“Segala sesuatu jika tidak dimulai dengan Bismillah atau Alhamdulillah, akan kurang barokah,” tuturnya.
Menurut beliau, keberkahan merupakan fondasi utama dalam perjalanan ilmu. “Setelah itu disampaikan yang kedua dengan pembacaan shalawat, karena walaupun haditsnya dhaif, kalau tidak dimulai dengan shalawat juga kurang barokahnya,” tambahnya.
Pesan sederhana itu, lanjut Syaikh, menggambarkan betapa eratnya hubungan antara ilmu dan adab. Dalam tradisi keilmuan Islam klasik, setiap pelajar tidak hanya dituntut memahami teks, tetapi juga menjaga niat agar ilmu yang diperoleh memberi ketenangan, bukan kesombongan.
Dalam daurah tersebut, Syaikh Asy-Syinqithi menjelaskan konsep dasar ilmu hadis, termasuk perbedaan antara hadits shahih, hasan, dan dhaif, serta istilah marfu’, mauquf, dan maqthu’.
Kajian tersebut menjadi pengingat bahwa keilmuan Islam sejak berabad-abad lalu telah memiliki sistem verifikasi dan integritas ilmiah yang sangat ketat.
Pesan Syaikh Asy-Syinqithi menjadi relevan di tengah tantangan pendidikan modern yang cenderung materialistik. Ia menegaskan bahwa keberhasilan akademik tidak akan bermakna tanpa keberkahan.
Mengutip hadits Rasulullah SAW, Syaikh menekankan, “Barang siapa menuntut ilmu yang seharusnya untuk mencari ridha Allah, namun ia pelajari hanya untuk tujuan dunia, maka ia tidak akan mencium bau surga.”
Dalam suasana penuh khidmat, para peserta tampak terharu saat Syaikh menutup daurah dengan doa bersama untuk pesantren dan seluruh santri. Tidak ada tepuk tangan, hanya gema amin yang lirih namun penuh makna.
Pengasuh Pondok Pesantren Darurrahman, KH. Fadlan Masykuri, menyampaikan rasa syukur atas kehadiran Syaikh Asy-Syinqithi di Sumenep.
“Beliau menyampaikan tentang Musthalah al-Hadits dari dasar hingga aplikasinya dalam memahami riwayat. Ini menjadi pelajaran penting bagi santri agar ilmu tidak hanya luas, tapi juga barokah,” ujarnya.
Menurut KH Fadlan, kegiatan ini bukan hanya sekadar forum kajian, tetapi juga bentuk penguatan nilai adab dan spiritualitas dalam dunia pendidikan pesantren.
Bagi Pondok Pesantren Darurrahman, kegiatan ini menjadi momentum memperkuat jati diri pesantren sebagai pusat ilmu yang tidak sekadar mengejar pengetahuan, tetapi juga menghidupkan nilai-nilai spiritual.
“Pesantren harus tetap menjadi benteng ilmu dan adab di tengah derasnya arus modernitas,” ujar KH Fadlan menegaskan.
Kehadiran Syaikh Asy-Syinqithi di bumi Sumenep menjadi penanda penting kesinambungan antara turats (warisan klasik) dan tajdid (pembaharuan).
"Beliau membawa pesan bahwa ilmu sejati bukan diukur dari banyaknya catatan, tetapi dari sejauh mana ia menuntun manusia untuk semakin mengenal Allah," pungkasnya. (*)
| Editor | : Hainorrahman |
Film 'Hello Kitty' Diumumkan Bakal Rilis Juli 2028 Mendatang
Resep Teh Anti Pilek untuk Musim Hujan: Hangatkan Tubuh dan Jaga Imun
Lionel Messi Pemain Bergaji Tertinggi di MLS, Son Heung-min Tempel Ketat di Posisi Kedua
Mengapa Sulit Berhenti Saat Makan Kacang? Ini Penjelasannya
BYD Perkenalkan T35, Truk Listrik dengan Segudang Keunggulan
KWK Ponorogo Sempurna, Amankan Tiket Delapan Besar Livoli Divisi I 2025
Kejari Bandung Gerebek Kantor OPD, Sita Dokumen Penting Dugaan Kasus
Banjir Bandang Terjang Ratusan Rumah di Desa Sukalaksana Garut
BRI Kucurkan Rp104,4 Miliar untuk Dukung Program Makan Bergizi Gratis
Dukung Wakaf dan Zakat, Ma’ruf Amin Apresiasi Langkah Wartawan