TIMESINDONESIA, SURABAYA – Setia pada hal kecil demi perubahan besar.
Dalam dunia yang sering menyanjung kesuksesan besar dan pencapaian gemilang, kita cenderung melupakan hal-hal kecil yang justru menentukan arah hidup. Bacaan Minggu ini mengingatkan: kesetiaan dalam hal kecil bukan sekadar detail, melainkan fondasi iman, keadilan, dan kemanusiaan.
Nabi Amos (Am 8:4-7) mengecam orang-orang yang memperdaya kaum miskin dengan timbangan curang dan transaksi yang tidak adil. Tegurannya keras: Tuhan tidak akan melupakan perbuatan itu.
Pesan ini begitu relevan bagi kita di Indonesia, di mana praktik tidak adil sering dianggap “biasa.” Tetapi kebaikan besar sesungguhnya lahir dari tindakan kecil: tidak menipu, memberi upah layak, memperlakukan sesama dengan hormat. Kejujuran sederhana dapat menjadi benih keadilan yang menyelamatkan.
Surat 1 Timotius (2:1-8) mengajak kita untuk berdoa bagi semua orang, termasuk pemimpin. Doa bukan hanya ritual pribadi, melainkan ungkapan solidaritas universal. Ketika kita berdoa bagi sesama, kita juga ditantang untuk bertindak: memelihara perdamaian, memperjuangkan kebaikan bersama, dan membangun masyarakat yang lebih manusiawi.
Doa tanpa tindakan hanyalah kata; tindakan tanpa doa mudah kehilangan arah. Keduanya harus berjalan bersama.
Injil Lukas (16:1-13) menyingkapkan tantangan besar: kita tidak bisa melayani dua tuan, Tuhan dan mamon. Kejujuran dalam hal kecil menjadi ujian bagi integritas sejati. Jika kita setia pada perkara kecil, kita bisa dipercaya pada perkara besar.
Pertanyaannya sederhana namun mendalam: kepada siapa kita mengabdi? Kepada nilai kebenaran dan kasih, atau kepada godaan uang, status, dan keuntungan instan?
• Menghidupi keadilan mulai dari tindakan kecil: tidak menipu, tidak memanfaatkan kelemahan orang lain.
• Menjadikan doa sebagai sumber kekuatan untuk bertindak benar dalam kehidupan sosial.
• Menjaga integritas pribadi dengan memilih Tuhan di atas segala hal, meski godaan dunia begitu nyata.
Kejujuran seringkali tampak kecil, seolah tidak memberi pengaruh besar. Namun dalam terang iman, kesetiaan pada hal kecil justru menyelamatkan—karena membentuk hati yang murni, relasi yang adil, dan masyarakat yang damai.
Mari kita belajar setia dalam setiap detail hidup, karena dari hal-hal kecil yang jujur, lahir perubahan besar bagi dunia. (*)
Pewarta | : Ge Recta Geson |
Editor | : Deasy Mayasari |
Festival Kampung Budoyo Satukan Ragam Budaya di Malang Raya
Ratusan Siswa di Banggai Keracunan Usai Santap Makanan MBG, Tim BGN Turun Tangan
Politeknik Negeri Malang Sabet Juara I Videografi di Indonesian Polytechnic English Championship 2025
Polisi Tetapkan Teman Dekat sebagai Tersangka Tunggal Pembunuhan Mahasiswi Universitas Mataram
Gubernur Khofifah Motivasi Santri Ponpes Nurul Qodim sebagai Pewaris Kepemimpinan Umat
PU SDA Jatim Mulai Memasang Box-Vluvert, Ada Kemungkinan Dikebut
Hansi Flick Yakin Lamine Yamal Akan Raih Ballon d’Or
Batik In Motion 2025, Regenerasi Kreatif dan Denyut Ekonomi di Atas Panggung Budaya
Dua Abad Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas: Dari Pesantren Rakyat Menuju Pusat Transformasi Sosial
Kenali dan Kembangkan Pariwisata Lewat Dunia Digital ala Agnes Andiani Mulyawati