TIMESINDONESIA, BANGKALAN – Tanjung Bumi, Bangkalan, selama ini dikenal dengan warisan tradisi Madura. Namun siapa sangka, desa pesisir yang tenang itu kini bergeliat dengan wajah baru. Bukan karena pabrik besar atau proyek raksasa, melainkan dari tangan-tangan muda mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM) yang membawa misi keberlanjutan lewat karya ecoprint.
Dengan memanfaatkan dedaunan sederhana di sekitar desa, lahirlah corak kain yang tak hanya indah, tetapi juga menyimpan pesan besar: menjaga alam, melestarikan budaya, dan menggerakkan ekonomi rakyat.
Lima mahasiswa KKNT FISIB Sosiologi UTM yakni Moh. Rifki Tri Ainul Fahmi, Natalie Eleonora Desviandhy, Dwin Ulyana Putri, Ines Alya Chahyani, dan Aninda Sophia Prasasti, menjadi motor perubahan ini.
Mereka tak datang sekadar “berkegiatan” di desa, tapi benar-benar menggiring masyarakat, khususnya kelompok perempuan, untuk berdaya lewat keterampilan baru.
Di balik corak dedaunan yang tercetak di kain, tersimpan harapan: bahwa Tanjung Bumi bisa melahirkan identitas baru di era modern. Dukungan mitra mandiri sekaligus pengusaha ecoprint, Ibu Istiqomah, kian memperkuat gerakan ini. Sosoknya menjadi inspirasi bahwa karya lokal bisa naik kelas, asalkan ada keberanian dan kolaborasi.
Para dosen pembimbing juga tak ragu menyebut ecoprint sebagai “jembatan masa depan”. Dr. Arie Wahyu Prananta, Rabu (10/9/2025) menyebut, "karya ini lebih dari sekadar produk; ia adalah simbol pertemuan tradisi dan inovasi." Sementara Indra Jaya Kusuma Wardana, S.Sos., M.Sos., menegaskan Tanjung Bumi harus berani menjadikan ecoprint sebagai identitas baru yang bisa menarik wisatawan maupun pasar kreatif.
Adapun Dr. Zainal Abidin melihatnya sebagai: "Simbiosis saling menguatkan: mahasiswa belajar kehidupan nyata, masyarakat memperoleh peluang ekonomi. Hasilnya? Bukan hanya kain berwarna alami, melainkan kisah pemberdayaan yang nyata terasa di lapangan."
Tak Sekadar Karya Seni
Kini, ecoprint Tanjung Bumi tak sekadar karya seni, tapi juga senjata sosial. Ia menyapa pasar yang makin haus akan produk ramah lingkungan, menjangkau konsumen yang peduli pada isu keberlanjutan. Dengan strategi digital, karya warga desa berpotensi menembus pasar nasional hingga internasional. Apa yang lahir dari dedaunan bisa berubah jadi peluang emas, bukti bahwa kreativitas lokal bisa bicara lantang di panggung global.
Program ini bukan akhir, melainkan awal. Para mahasiswa bersama para dosen pembimbing bertekad agar ecoprint bukan hanya tren sesaat, melainkan nafas baru bagi Tanjung Bumi. Dengan sokongan tokoh inspiratif seperti Ibu Istiqomah, desa kecil ini bisa menjadi episentrum gerakan hijau yang memadukan kreativitas, ekonomi, dan keberlanjutan.
Perubahan besar seringkali lahir dari hal-hal sederhana yang kerap dianggap sepele. Di Tanjung Bumi, sehelai daun yang jatuh ke tanah bukan lagi sekadar sampah alam, melainkan sumber inspirasi, alat perjuangan, bahkan senjata ekonomi. Di tangan anak-anak muda yang berani bermimpi, dedaunan itu disulap menjadi karya ecoprint yang sarat makna. Dari corak yang tercetak alami, tersirat pesan bahwa kreativitas bisa tumbuh dari bumi sendiri tanpa harus merusak lingkungan.
Lebih jauh, ecoprint menjadi bukti bahwa generasi muda tidak hanya bicara teori, tetapi juga menghadirkan solusi nyata bagi masyarakat. Mereka membuktikan bahwa inovasi tidak harus selalu dimulai dari laboratorium canggih atau modal besar, melainkan dari keberanian untuk melihat potensi sederhana di sekitar kita. Inilah cara baru anak muda menantang zaman: menjadikan daun sebagai simbol harapan, dan karya sebagai jalan perubahan.
Dan kini, Tanjung Bumi sedang menulis cerita baru. Cerita tentang desa yang tidak lagi sekadar dikenal karena tradisinya, melainkan karena keberaniannya berinovasi. Cerita tentang anak muda yang menggenggam masa depan lewat kreativitas. Dan cerita tentang bagaimana perubahan besar bisa benar-benar dimulai dari sehelai daun di tangan anak muda yang berani bermimpi.(*)
Pewarta | : Faizal R Arief |
Editor | : Faizal R Arief |
Bareng Polres Probolinggo Kota, Pemuda Muhammadiyah Siap Jaga Kamtibmas Dan Ketahanan Pangan
DPRD Sidoarjo Ngotot Sahkan PAK APBD 2025, akan Berpotensi Cacat Hukum
Livoli Divisi Utama 2025, Perumda Tirta Baghasasi Bekasi Buka Peluang ke Final Four
Gencarkan Razia, Polres Cianjur Sita Ratusan Knalpot Bising dan Botol Miras
Pasutri Korban Banjir Badung Ditemukan, Istri Meninggal dan Suami Selamat
Tahun 2026, APBD Jatim Siap Gelontorkan 58 Persen Anggaran untuk Pendidikan
Warga Jembrana Gotong Royong Buka Dapur Umum untuk Korban Banjir
Kota Mojokerto Tanamkan Perubahan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Mandalika KORPRI Fun Night Run 2025 Siap Digelar di Lombok, Catat Tanggalnya!
Bupati dan Wakil Bupati Banyuwangi Selalu Rukun, Warga Jadi Adem dan Produktif