TIMESINDONESIA, JAKARTA – Tujuh pekerja hingga kini masih terperangkap dalam tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) milik PT Freeport Indonesia. Upaya penyelamatan sudah berlangsung delapan hari, namun belum membuahkan hasil.
“Belum (ketemu), masih diupayakan,” kata Direktur Jenderal Minerba Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tri Winarno, seperti dikutip dari ANTARA.
Ia memastikan pihak Freeport terus menjalin komunikasi terkait proses penyelamatan tujuh pekerja yang terjebak di tambang bawah tanah.
Longsor yang terjadi pada Senin (8/9/2025) malam sekitar pukul 22.00 WIT itu membuat aktivitas tambang bawah tanah GBC terhenti total. Akibatnya, kapasitas produksi Freeport menurun drastis hanya sekitar 30 persen dari total kemampuan.
“Produksi jelas terdampak. Sementara ini operasi di GBC berhenti,” kata Tri.
Hingga memasuki hari kedelapan, upaya pencarian menghadapi tantangan besar. Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, mengungkapkan tim penyelamat sudah menggali dua terowongan baru menuju titik lokasi perkiraan pekerja. Namun, kondisi jalur yang berliku dan penuh material basah membuat akses sulit dijangkau.
“Terowongan sudah sampai di titik awal, tapi pekerja tidak ada di lokasi tersebut. Kondisi di dalam cukup kompleks dan dalam,” kata Yuliot.
Tim sempat berkomunikasi dengan para pekerja melalui handy talky (HT), namun sambungan terputus setelah beberapa waktu. “Kemungkinan baterai habis atau ada kendala teknis lain. Sekarang komunikasi sudah tidak ada,” jelasnya.
Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, menegaskan seluruh daya dan sumber daya perusahaan difokuskan untuk menyelamatkan para pekerja. Ia bersama manajemen Freeport berada langsung di Tembagapura untuk memantau proses evakuasi.
“Fokus utama kami adalah keselamatan tujuh karyawan tersebut dan seluruh pekerja di area tambang. Kami kerahkan semua tenaga, alat berat, bor, hingga drone, meski kondisi material basah masih aktif,” kata Tony.
Menurutnya, volume longsoran yang terjadi jauh lebih besar dari perkiraan awal sehingga membutuhkan penanganan ekstra dan waktu lebih lama. “Sampai sekarang masih ada pergerakan lumpur bijih basah,” ujarnya.
Freeport juga mendatangkan keluarga dari tujuh pekerja yang terjebak ke Timika agar dapat melihat langsung proses evakuasi sekaligus menerima informasi terbaru dari perusahaan.
Berdasarkan data yang dihimpun, berikut nama-nama tujuh pekerja yang masih terjebak di tambang bawah tanah GBC:
Irwan
Wigih Hartono
Victor Manuel Bastida Ballesteros (Cile)
Holong Gembira Silaban
Dadang Hermanto
Zaverius Magai
Balisang Telile (Afrika Selatan)
PTFI bersama Kementerian ESDM, MIND ID, dan Freeport McMoRan terus berkoordinasi untuk mempercepat proses penyelamatan. Perusahaan juga meminta doa dan dukungan masyarakat agar misi evakuasi yang sudah memasuki hari kedelapan ini segera membuahkan hasil. (*)
Pewarta | : Antara |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Pemerintah Jamin Fasilitas Digital untuk Sekolah Rakyat Merata Hingga Pelosok
Erick Thohir Masih Bungkam Soal Pelatih Timnas Indonesia di SEA Games 2025
Capaian dan Sumberdaya Kuat, Ketahanan Pangan di Kabupaten Malang Terwujud
Tambah Penuh! 39 Napi dari Rutan Surabaya Dipindahkan ke Lapas Bondowoso
Diangkat Sebagai Dosen S-3 UMJ, Oki Setiana Dewi Mengaku Bahagia
Pemkab Majalengka Optimis Target PAD 2025 Tercapai, Rumah Sakit Jadi Penopang Utama
Bupati Ponorogo Serahkan 394 Sertifikat Tanah Milik Warga Desa Glinggang
Potensi Ekonomi Digital Syariah Indonesia
Bakesbangpol Banyuwangi Gandeng Pemuda dan Mahasiswa Bahas Kajian Strategis Daerah
Tak Satupun Negara di Dunia yang Bisa Hentikan Kekejian Israel