TIMESINDONESIA, SIDOARJO – Memasuki hari keempat pasca-ambruknya bangunan musala Pondok Pesantren atau Ponpes Al-Khoziny Buduran, Sidoarjo, tim Basarnas masih terus berupaya mengevakuasi puluhan santri yang terjebak di bawah reruntuhan.
Sementara itu, keluarga para santri tetap setia menunggu kabar di posko penampungan dengan penuh harap dan doa.
Demi mempercepat proses pencarian, Basarnas bersama perwakilan keluarga korban serta pengurus pondok pesantren telah sepakat menggunakan alat berat. Meski berat, keluarga mengaku ikhlas dan berharap dengan cara ini para santri segera ditemukan.
Hal itu juga dirasakan Mutamaddin, kakak dari Muhammad Ali Sirodjudin (13), salah seorang santri yang hingga kini belum ditemukan. Ia sudah empat hari berada di posko demi menunggu kabar tentang adiknya.
“Memang banyak wali santri yang akhirnya lebih legawa menerima apa pun yang terjadi, asal proses ini bisa cepat. Karena kami sudah lelah menunggu,” ujarnya dengan nada sedih, saat ditemui TIMES Indonesia, Kamis (2/10/2025).
Mutamaddin berharap evakuasi bisa dipercepat. Meski fasilitas makan dan minum tercukupi, ia mengaku tetap sulit menelan makanan di tengah situasi penuh cemas.
“Saya harap prosesnya lebih cepat. Walau sudah ada makanan dan minuman, tetap saja rasanya enggak enak makan dalam kondisi seperti ini,” ungkapnya.
Ia mengaku, sang adik yang baru masuk sebagai santri, baru saja dijenguk ibunya tiga hari sebelum tragedi terjadi. Tak disangka, musibah besar itu kini menimpa keluarganya.
Berbagi tugas dengan ayah dan ibunya yang juga menunggu di posko, Mutamaddin berjaga di depan untuk memastikan identitas korban yang dibawa ambulans.
“Saya jaga di depan agar bisa tahu siapa yang dibawa. Jadi setiap ambulans keluar, saya selalu bertanya, ini siapa, adik saya bukan?” tuturnya.
Untuk saling menguatkan, keluarga besar seperti paman dan bibi juga ikut hadir. Mereka memastikan Mutamaddin dan keluarganya tidak menghadapi cobaan ini sendirian, sembari terus berdoa agar Ali segera ditemukan. (*)
Pewarta | : Luluk Listiani [MG] |
Editor | : Deasy Mayasari |
Program MBG di Tarakan Baru Capai 15.000 Siswa, Dapur dan Ketersediaan Bahan Baku Jadi Tantangan
Polantas Diminta Terapkan Empat Prinsip Keadilan Prosedural saat Penindakan, Apa Saja?
Dukung MotoGP Mandalika, Investor Tiga Negara Bangun Hotel di Lombok
Kota Batu Siap Jadi Tuan Rumah ICCF 2025
Live Arena Festival 2025 Siap Guncang Malang dengan Tata Suara Berskala Internasional
Pemerintah Jamin Kasus Keracunan MBG Dievaluasi Cepat dan Menyeluruh
Koperasi Merah Putih Lempake Samarinda Jajaki Peluang Pemasok Bahan Pangan Program MBG
Percakapan Digital dan Bayang-Bayang Jerat Hukum
Juara Satu, Tim SMKN 1 Nawangan Kuasai Cerdas Cermat Kabupaten Pacitan 2025
Prabowo Subianto Jadi Inspektur Upacara HUT ke-80 TNI