TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Ajang Bromo Sunset Music and Culture tahun ini membawa semangat baru dalam promosi pariwisata di Kabupaten Probolinggo. Mengusung konsep “Seven Lakes”, kegiatan ini menegaskan kekayaan alam dan budaya daerah yang disebut miniatur Jawa Timur.
Gus Haris, Penggagas Bromo Sunset Music and Culture, yang juga sebagai Bupati Probolinggo menjelaskan bahwa ide “Seven Lakes” lahir dari potensi alam luar biasa yang dimiliki Kabupaten Probolinggo.
Ia menyebut, wilayah ini bukan hanya dikenal dengan Gunung Bromo, melainkan juga deretan pesona lain yang tak kalah menakjubkan.
“Probolinggo itu bukan hanya Bromo. Ada Argopuro, ada Madakaripura, dan masih banyak lagi. Kita punya pulau Gili, tanah yang subur, bukit, sungai, hingga danau. Semuanya ada di Probolinggo, sehingga pantas disebut surga dunia wisata di Indonesia,” ujar Gus Haris di Amphitheater Jembatan Kaca Seruni Point Bromo, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Sabtu (18/10/2025).
Menurutnya, konsep 3B "Bromo, Bentar, dan Bremi" menjadi simbol kekayaan wisata alam Probolinggo. Ketiganya mewakili panorama gunung, pantai, dan perbukitan yang berpadu dalam satu wilayah.
Ia menyebut bahwa kawasan ini juga memiliki sungai terbaik Ragting, kebun teh, dan sumber air panas yang potensial untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata unggulan.
Lebih lanjut, Gus Haris menuturkan bahwa “Seven Lakes” terinspirasi dari keberadaan tujuh danau di Kecamatan Tiris, yang selama ini menjadi surga tersembunyi bagi para pecinta alam. Ketujuh danau itu memiliki karakter unik dan keindahan berbeda-beda.
“Ada Danau Segaran, Danau Merah yang sewaktu-waktu berubah warna, Danau Argo untuk para pemancing, Ranu Agung, hingga Ranu Katak. Semuanya ada di satu kecamatan. Ini alasan utama kita mengusung konsep Seven Lakes,” ungkapnya.
Ia menambahkan, angka tujuh memiliki makna filosofis mendalam menggambarkan tujuh hari, tujuh lapisan langit, serta momentum 7 November yang menjadi hari pembukaan kegiatan Bromo Sunset Music and Culture tahun ini.
“Konsep ini bukan hanya soal wisata alam, tapi juga tentang perpaduan culture tourism dan nature tourism,” ujarnya.
Dalam pengembangannya, kegiatan ini juga didukung penuh oleh Bank Indonesia (BI) yang ikut mendorong sektor ekonomi kreatif dan UMKM melalui pariwisata berkelanjutan.
Ke depan, ia menyebut akan ada pengembangan wisata lain yang tak kalah menarik, mulai dari tujuh air terjun hingga tujuh pantai yang akan diperkenalkan ke publik nasional dan internasional. Kecamatan Tiris dan Krucil akan menjadi kawasan prioritas pengembangan dengan konsep wisata berbasis alam dan budaya.
“Ekonomi dan UMKM harus bergerak bersama wisata. Wisatawan nantinya bisa tinggal di Tiris dan Krucil, menikmati keindahan alam sekaligus produk lokal masyarakat,” jelasnya.
Sebagai puncak acara, Bromo Sunset Music and Culture juga akan menghadirkan Grand Fashion Show di atas danau, yang menjadi simbol harmoni antara seni, budaya, dan alam.
“Bayangkan, panggung fashion di atas permukaan danau. Seperti apa? Silakan hadir dan rasakan sendiri,” tutup Gus Haris dengan senyum optimis. (*)
Editor | : Hainorrahman |
Final Livoli Divisi Utama 2025, Petrokimia Gresik Cetak Hattrick Juara Setelah Kalahkan TNI AU
Borobudur Sunrise Kembali Hadir, Akses Naik Candi Dibuka Setiap Hari
Air Kelapa: Penyelamat Ginjal atau Bahaya Tersembunyi?
Kekuatan di Balik Kelemahan
Film "Pengin Hijrah" Jembatan Wisata Belitung ke Uzbekistan
Nadzira Shafa Tumpahkan Rindu dalam Lagu ‘Arah Bersamamu'
BYD Pastikan Mobil di Indonesia Bebas Recall
Film “It Was Just An Accident", Thriller Iran Ini Bikin Merinding
Kejutan AMI Awards 2025 Malam Ini, Inilah Daftar Lengkap Nominasi
Pagelaran Seni Mahabharata “Widya Kalpika” Meriahkan Dies Natalis ke-71 Universitas Negeri Malang