TIMESINDONESIA, MALANG – Negara-negara Islam akan bersikap, karena Israel berusaha mencari dalih untuk terus melakukan penyerangan di Gaza dan Benjamin Netanyahu telah menyabotase perjanjian gencatan senjata.
Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan mengatakan, bahwa para menteri luar negeri dari sejumlah negara Islam akan bertemu di Istanbul Senin depan untuk membahas perkembangan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Fidan menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu , yang dicari oleh Pengadilan Kriminal Internasional itu tengah mencari dalih untuk melanggar perjanjian tersebut.
Dalam konferensi pers, Jumat, Fidan mengatakan pertemuan tersebut akan membahas langkah selanjutnya terkait Gaza, dan menyatakan keprihatinan negaranya tentang keberlanjutan perjanjian tersebut.
Kantor berita resmi Otoritas Palestina melaporkan, hingga Kamis malam, militer Israel terus menyerang Jalur Gaza dan membunuh dua orang warga Palestina.
WAFA dalam laporannya hari Jumat mempertegas, bahwa satu warga Palestina meninggal dunia akibat serangan tembakan Israel dan satu lagi ditembak langsung oleh pasukan Israel.
Kantor berita tersebut juga melaporkan seorang warga Palestina ketiga meninggal dunia karena luka-luka yang dideritanya akibat penembakan Israel sebelumnya.
Gencatan senjata yang ditengahi AS, yang belum menyelesaikan isu-isu pelik seperti pelucutan senjata Hamas dan tenggat waktu penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza, telah diuji oleh serangkaian kekerasan sejak diberlakukan tiga minggu lalu.
Antara Selasa dan Rabu, Israel membalas kematian seorang tentara Israel dengan pemboman yang menurut otoritas kesehatan Gaza menyebabkan 104 orang warga Palestina meninggal dunia yang kebanyakan wanita dan anak-anak.
Israel mengatakan pada Rabu bahwa mereka tetap berkomitmen pada gencatan senjata meskipun mereka melakukan pembalasan.
Israel mengatakan tentara tersebut mati karena serangan orang-orang bersenjata di wilayah dalam "garis kuning" tempat pasukannya mundur berdasarkan gencatan senjata. Namun Hamas menyanggah tuduhan tersebut.
Satgas Gaza
Menteri Luar Negeri Turki mencatat bahwa pembicaraan sedang berlangsung mengenai pembentukan satuan tugas untuk Jalur Gaza dan kekuatan untuk membawa stabilitas di sana.
Ia menuding bahwa Netanyahu sedang mencari dalih untuk melanggar gencatan senjata di Gaza dan melanjutkan genosida di depan mata dunia.
Ia menekankan perlunya Israel mematuhi gencatan senjata guna menjaga harapan perdamaian di kawasan dan menjaga keamanan di sana.
Sebelumnya, juga pada hari Jumat, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa Hamas berkomitmen pada perjanjian tersebut, namun Israel "tampaknya mencari dalih untuk melanggarnya dan melanjutkan pembantaiannya."
Erdogan menambahkan, semua orang tahu rekam jejak buruk Israel dalam memenuhi komitmennya.
Mengenai situasi tragis di Gaza akibat genosida Israel, Erdogan mengatakan, "Hampir tidak ada satu pun bangunan di Gaza yang masih utuh, karena sekolah, gereja, masjid, dan rumah sakit telah dihancurkan dengan bom.
Presiden Turki itu mengecam upaya beberapa pihak untuk membebaskan Israel, dengan mengatakan, "Israel memiliki senjata nuklir dan bom paling kuat dan mampu menyerang Gaza kapan pun dan dengan cara apa pun yang diinginkannya, jadi bagaimana mungkin ia tidak bersalah?"
270 Jurnalis Terbunuh
Erdogan juga mencatat bahwa hampir 270 jurnalis telah terbunuh di Gaza saat mempertaruhkan nyawa mereka untuk menyampaikan kebenaran kepada dunia di hadapan mesin propaganda Israel yang dibangun di atas kebohongan.
Ia juga menegaskan bahwa Israel telah menggunakan kelaparan sebagai senjata mematikan, terutama terhadap anak-anak.
Terkait upaya pembangunan kembali Gaza, Erdogan menegaskan bahwa Turki siap dengan segala kemampuannya untuk membantu Gaza pulih secepat mungkin.
Gencatan senjata saat ini berlaku di Jalur Gaza berdasarkan perjanjian yang disepakati di Sharm el-Sheikh, Mesir, pada tanggal 9 Oktober 2025, yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Turki, dengan partisipasi Amerika Serikat, dua tahun setelah perang genosida Israel.
Meskipun ada perjanjian tersebut, Israel terus melancarkan serangan udara dan penembakan artileri di Jalur Gaza hampir setiap hari, dan terus membatasi masuknya bantuan dan menutup perlintasan Rafah antara wilayah Palestina dan Mesir.
Negara-negara Islam akan bersikap dalam pertemuan Senin besok atas perilaku Israel yang terus mencari dalih untuk terus melakukan penyerangan dan pembunuhan dalam genosidanya terhadap warga Palestina ditengah perjanjian gencatan senjata yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Turki, serta AS sebagai peserta. (*)
| Pewarta | : Widodo Irianto |
| Editor | : Imadudin Muhammad |
Anak Cerdas Tak Cukup Sayur, Butuh Protein Hewani
Ketika Aroma Tumisan Jadi Jalan Ibadah: Kisah Inspiratif Sang "Ibu Dapur" dari Blora
Sony Pictures Umumkan Pemeran Istri di Film The Beatles
Tarif Tiket Pendakian Gunung Rinjani Naik Mulai 3 November
UI Catat Prestasi Global Lagi, Rektor Prof Heri Raih AFEO Honorary Fellow 2025
Livoli Divisi I Tahun 2025, Bukit Asam dan Eka Mandiri Melaju ke Final Putra
Guru Mengajar Luka dan Cinta
Tjangkroekan Djoeang Tawarkan Sensasi Kuliner Langkah Nasi Osek dan Sego Sadukan di Tugu Pahlawan
Pascapuluhan Motor Brebet dan Mogok Massal, Polres Probolinggo Sidak Dua SPBU
Ekspor Kopi Bondowoso ke Pasar Internasional Bukti BRK Reborn