TIMESINDONESIA, JAKARTA – Keputusan pemerintah menetapkan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai Pahlawan Nasional disambut penuh haru oleh anggota DPR RI sekaligus tokoh Nahdlatul Ulama, KH Maman Imanulhaq.
Menurutnya, gelar tersebut bukan sekadar penghargaan formal, tetapi pengakuan terhadap perjalanan hidup seorang pejuang kemanusiaan yang melampaui batas ruang dan waktu.
"Gus Dur sudah menjadi pahlawan sejak lama karena beliau memperjuangkan manusia, bukan sekadar ideologi. Beliau memerdekakan akal, menjaga martabat kemanusiaan, dan membela yang lemah tanpa pamrih," ujarnya, Senin (10/11/2025).
Kiai Maman menilai, pengakuan negara terhadap Gus Dur menegaskan arah moral bangsa yang kini sedang diuji oleh intoleransi dan polarisasi sosial.
Dalam pandangannya, Gus Dur merupakan simbol keberanian melawan arus, sekaligus keteduhan seorang ulama yang mampu menembus sekat agama, etnis, dan politik.
"Ketika banyak orang memilih diam demi aman, Gus Dur justru bicara demi kebenaran. Ketika banyak yang menonjolkan agama untuk memecah belah, Gus Dur menunjukkan bahwa agama sejatinya menyatukan dan memanusiakan," tegasnya.
Sebagai Wakil Ketua Fraksi PKB DPR RI, Kiai Maman menekankan bahwa keteladanan Gus Dur harus dihidupkan kembali dalam kebijakan publik, pendidikan, dan kehidupan sosial.
Ia menilai, generasi muda perlu meneladani keberanian Gus Dur dalam mengubah cara berpikir masyarakat dari kecurigaan menjadi kasih sayang, dari kekuasaan menjadi pengabdian.
Lebih dari sekadar pemimpin, Gus Dur meninggalkan warisan moral dan spiritual yang terus menginspirasi perjalanan bangsa.
"Gus Dur tidak hanya meninggalkan warisan gagasan, tapi juga energi moral yang membuat bangsa ini tetap punya harapan. Menjadikan beliau Pahlawan Nasional berarti menegaskan bahwa Indonesia berdiri di atas cinta, keberanian, dan kemanusiaan," ujar Kiai Maman penuh haru.
Di akhir pernyataannya, ia mengajak seluruh rakyat Indonesia, terutama kaum muda dan kalangan pesantren, untuk tidak hanya mengenang Gus Dur lewat nama dan gelar, tetapi juga dengan meneladani nilai perjuangan dan keberpihakan terhadap keadilan.
"Kalau hari ini Gus Dur diakui negara sebagai Pahlawan Nasional, sejatinya beliau sudah lebih dulu menjadi pahlawan di hati jutaan rakyat yang pernah disentuh oleh kasih dan keberaniannya," tutup Kiai Maman. (*)
| Pewarta | : Jaja Sumarja |
| Editor | : Ronny Wicaksono |
Estafet Kepemimpinan: Polres Probolinggo Rotasi Lima Jabatan Strategis
Lita Machfud Arifin: Pendidikan dan Ekonomi Rakyat Fondasi Kemajuan Bangsa
Pernikahan Dini di Jatim Masih Tinggi, Siswa SMAN 19 Ajak Hindari Jadi Janda Usia Sekolah
Setelah Gelar Pahlawan, Apa yang Tersisa dari Marsinah?
Setara Institute: Presiden Prabowo Melampaui Aturan dalam Penetapan Pahlawan
Tiga Pahlawan dari Tebuireng: Jejak Tiga Generasi Ulama yang Menjahit Sejarah Indonesia
Suara Fakhren Nukha, Membangun Pilar Bangsa Lewat Akses Pendidikan bagi Perempuan
Seleksi Ketat Persemag Magetan untuk Liga 4 2025, Coach Windu Inginkan Pemain Cerdas
Pemprov Jatim Eliminasi TBC Lewat Kampanye TOSS TBC 2025
PKB Jombang Sambut Gembira Penobatan Gus Dur sebagai Pahlawan Nasional