TIMESINDONESIA, SURABAYA – Memperingati Hari Pahlawan Nasional setiap tanggal 10 November, Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, Deni Wicaksono, menyerukan kepada seluruh bangsa, khususnya generasi muda, untuk memaknai dan mengilhami perjuangan para pahlawan. Ia menegaskan bahwa peringatan ini harus menjadi momentum untuk menghidupkan kembali semangat Jas Merah, Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah.
Deni Wicaksono menjelaskan, kepahlawanan bukan sekadar cerita masa lalu, melainkan tauladan yang relevan bagi generasi saat ini.
"Sejarah kepahlawanan tidak hanya berupa cerita, tapi bagaimana kemudian kami bangsa Indonesia hari ini kita yang di generasi muda, kita yang di generasi berikutnya ini mengilhami perjuangan para pahlawan yang memberitauladan," ujar Deni Wicaksono pada Senin (10/11/2025) seusai upacara Hari Pahlawan Nasional di Tugu Pahlawan Surabaya.
Politisi PDI Perjuangan ini menekankan bahwa makna pahlawan tidak boleh dibatasi oleh status sosial, jabatan, atau posisi semata. Pahlawan sejati adalah mereka yang memberikan manfaat dan pengorbanan nyata bagi bangsa.
Deni Wicaksono menegaskan definisi pahlawan. Menurutnya, pahlawan bukan bukan status sosial, bukan status jabatan, bukan posisi. "Tapi pahlawan bangsa adalah pahlawan orang-orang, beliau-beliau yang memberi manfaat, memberikan tauladan perjuangan, tauladan pengabdian, dan tauladan segalanya yang berupa kebaikan bagi bangsa Indonesia." ujarnya.
Ia berharap, tauladan ini dapat memotivasi generasi penerus untuk mengabdi dan berkorban demi kebaikan yang lebih besar.
Secara khusus, Deni Wicaksono menyampaikan pesan kepada anak muda agar mengisi kemerdekaan yang telah direbut dengan tetesan darah dan air mata, tanpa melakukan hal-hal yang merugikan.
“Untuk anak muda, Jas Merah, jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Tidak hanya sekedar wacana, tidak hanya sekedar cerita, tapi bagaimana kemudian kita menjaga kemerdekaan yang sudah direbut oleh pahlawan-pahlawan bangsa dengan tetesan darah dan air mata, mengisi kemerdekaan tidak kemudian melakukan hal-hal yang merugikan, baik merugikan diri sendiri ataupun merugikan orang lain dan bangsa," ucapnya. (*)
| Pewarta | : Zisti Shinta Maharani |
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Tiga Pahlawan dari Tebuireng: Jejak Tiga Generasi Ulama yang Menjahit Sejarah Indonesia
Suara Fakhren Nukha, Membangun Pilar Bangsa Lewat Akses Pendidikan bagi Perempuan
Seleksi Ketat Persemag Magetan untuk Liga 4 2025, Coach Windu Inginkan Pemain Cerdas
Pemprov Jatim Eliminasi TBC Lewat Kampanye TOSS TBC 2025
PKB Jombang Sambut Gembira Penobatan Gus Dur sebagai Pahlawan Nasional
Fadli Zon Sebut Soeharto Berjuang saat Perang, Pembangunan hingga Pengentasan Kemiskinan
Pelantikan Dema dan Sema IAIT Pacitan Digelar, Wakil Rektor Tekankan Pentingnya Adab
Kasus Perundungan di SMP Blora: 33 Siswa Dipanggil Polisi, Pelaku Utama Dipindah dari Sekolah
Tiga Tokoh Jatim Jadi Pahlawan Nasional, Khofifah: Teladan Keberanian dan Kemanusiaan
Operasi Drainase, Pemkot Surabaya Gempur Titik Rawan Banjir Jelang Puncak Musim Hujan