TIMESINDONESIA, JAKARTA – Salah satu risiko utama dalam trading futures dengan leverage adalah likuidasi. Bayangkan sebuah situasi di mana kamu memiliki posisi trading yang menjanjikan, tetapi tiba-tiba pasar bergerak ke arah yang tidak menguntungkan, sehingga bisa menghabiskan seluruh saldo di akun futures milikmu.
Salah satu cara menghindari likuidasi tentunya kamu harus mengetahui aset crypto futures terbaik yang harus kamu beli. Untuk itu kamu harus melakukan analisa secara fundamental dan teknikal agar kamu bisa memproyeksikan kemana arah pergerakan aset crypto.
Setelah kamu yakin pergerakan arah tren, maka kamu bisa membeli BTC USDT perpetual atau aset crypto lainnya, sesuai dengan hasil analisa yang kamu lakukan. Selain itu, gunakan leverage dengan bijaksana. Pasalnya semakin besar leverage maka semakin tinggi resiko akun kamu kena likuidasi.
Terdapat beberapa platform yang telah mendukung trading futures crypto di Indonesia yang menyediakan fitur leverage dan fitur charting yang lengkap serta cocok untuk trader profesional salah satunya Pintu Futures dan beberapa platform crypto lain. Pintu Futures adalah fitur trading derivatif di aplikasi Pintu yang memungkinkan pengguna untuk memperdagangkan kontrak berjangka aset crypto dengan leverage.
Dengan antarmuka yang simpel, dukungan leverage tinggi, stop order, limit order, serta biaya trading kompetitif, Pintu Futures cocok untuk trader pemula maupun professional.
Agar kamu bisa trading futures dengan baik, tentunya kamu harus mengetahui beberapa pengetahuan dasar tentang likuidasi, bagaimana cara menghindari likuidasi, dan strategi apa yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi risiko likuidasi, khususnya saat melakukan trading crypto dengan leverage.
Likuidasi terjadi ketika posisi seorang trader ditutup secara otomatis saat penggunaan margin mencapai 100%. Dalam trading futures, jika seorang trader menggunakan leverage dan pasar bergerak berlawanan dengan posisinya, maka ada kemungkinan broker akan menutup posisi tersebut. Hal ini menyebabkan trader kehilangan dana.
Margin adalah jumlah uang yang harus disetor oleh trader ke broker untuk memulai posisi pada trading perpetual. Banyak trader mengandalkan leverage untuk meningkatkan potensi profit. Namun, karena pasar crypto sangat tidak stabil, risiko likuidasi juga akan meningkat.
Proses likuidasi bisa terjadi dengan cepat atau lambat, tergantung pada seberapa besar leverage yang dipakai. Contohnya, jika leverage yang digunakan rendah, likuidasi tidak akan terjadi segera setelah pergerakan kecil di pasar. Sebaliknya, dengan leverage tinggi, investasi awal trader bisa tergerus sangat cepat.
Secara umum, likuidasi terjadi ketika pasar bergerak berlawanan dengan posisi yang sudah ditentukan, sehingga saldo akun tidak dapat lagi memenuhi margin yang dibutuhkan, memaksa broker untuk menutup posisi trader dengan paksa.
Leverage adalah salah satu alat yang sering dipakai dalam perdagangan berjangka di bursa crypto. Dengan adanya leverage, seorang trader dapat mengambil posisi long atau short yang nilai keseluruhannya jauh lebih tinggi daripada modal awal yang mereka punya.
Trader bisa menggunakan leverage untuk perdagangan berjangka. Dalam sistem ini, trader akan meminjam dana tambahan dari bursa yang telah terdaftar. Selama trader memiliki margin yang
Sebagai contoh, jika kamu menyimpan saldo margin sebesar 100 USDT untuk membuka posisi BTC dengan leverage 25x, maka total nilai posisi yang kamu kontrol mencapai 2.500 USDT. Cara menghitungnya adalah: saldo margin: nilai posisi = leverage.
Misalkan kamu membuka posisi buy dengan penggunaan leverage 5x. Jika pasar bergerak 20% melawan posisi yang sudah kamu ambil, maka risiko likuidasi ada. Dengan leverage 100x, bahkan gerakan 1% bisa cukup untuk menghapus posisi trader.
Semakin tinggi leverage, semakin dekat posisi likuidasi dengan harga masuk. Untuk itu dalam menggunakan leverage kamu harus bijaksana dan jangan serakah.
Jadi, jika pasar bergerak 20% melawan posisi yang ditentukan, kamu mungkin akan mengalami likuidasi. Ini karena investasi awalmu sudah tidak cukup untuk menutupi kerugian yang disebabkan oleh posisi yang menggunakan leverage tersebut.
Penting untuk diingat bahwa penggunaan leverage yang tinggi dapat meningkatkan baik keuntungan maupun kerugian. Meskipun dapat memberikan keuntungan yang signifikan, leverage juga meningkatkan kemungkinan terjadinya kerugian besar.
Oleh karena itu, sangat penting untuk menggunakan leverage dengan bijaksana dan menyadari risikonya.
Dalam beberapa platform trading futures lokal menerapkan sistem cross-margin, yang berarti jika penggunaan margin mencapai 100%, semua dana pengguna dapat terlikuidasi, membuat total dana pengguna dalam aplikasi trading futures tersebut menjadi nol.
Agar kamu tidak mengalami likuidasi maka ada beberapa strategi yang bisa kamu lakukan, diantaranya adalah:
Terapkan Leverage Berdasarkan Manajemen Risiko yang Kamu Tentukan
Salah satu cara paling sederhana untuk mengurangi risiko likuidasi adalah dengan menyesuaikan tingkat leverage sesuai dengan risiko yang dapat kamu perkirakan.
Memilih leverage yang lebih rendah memberi keleluasaan pasar untuk bergerak melawan posisi yang telah ditetapkan, tanpa mencapai harga likuidasi atau menghabiskan seluruh dana yang dimiliki.
Ukuran posisi sangat krusial, bahkan lebih dari sekadar leverage itu sendiri. Sebagai contoh, ketika kamu melakukan trading dengan leverage 5x dan margin Rp1.000.000, maka ukuran posisi yang kamu miliki adalah Rp10.000.000.
Namun, jika leverage yang digunakan adalah 100x dengan margin $1, ukuran posisi tetap sama, tetapi risiko yang ditanggung jauh lebih besar. Dengan leverage lebih tinggi, harga likuidasi akan lebih mendekati titik masuk, sehingga meningkatkan peluang kehilangan posisi.
Sukses dalam trading bukan hanya tentang mencari strategi “ideal,” melainkan lebih kepada disiplin dalam manajemen risiko.
Bahkan strategi trading terbaik sekalipun tidak akan berjalan dengan baik tanpa pengelolaan risiko yang tepat, termasuk penentuan ukuran posisi dan penekanan pada pengendalian kerugian.
Trading dengan tinggi leverage di pasar cryptocurrency memberi peluang untuk mendapatkan keuntungan besar, tetapi juga datang dengan tingkat risiko yang tinggi. Ini sangat penting bagi pemula untuk mengutamakan manajemen risiko dan memahami ukuran posisi serta pengelolaan risiko.
Dengan pengelolaan risiko yang baik dan pendekatan yang disiplin, kamu dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya likuidasi dan melakukan trading dengan lebih percaya diri di dalam pasar crypto yang tidak stabil.
Perlu diingat, semua aktivitas jual beli crypto memiliki resiko dan volatilitas yang tinggi karena sifat crypto dengan harga yang fluktuatif.
Maka dari itu, selalu lakukan riset mandiri (DYOR) dan gunakan dana yang tidak digunakan dalam waktu dekat (uang dingin) sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab para trader dan investor. (*)
Pewarta | : Rizky Kurniawan Pratama |
Editor | : Dhina Chahyanti |
Meretas Kesenjangan Digital di Sekolah SLB
Program Inovatif untuk Anak Berkebutuhan Khusus di SD Mumtaz Sidoarjo
Bupati Sanusi Resmikan Malang Tourism Gateway, Menandai Hari Jadi ke-1265 Kabupaten Malang
Apris Amyllia, Menjaga Jati Diri Bandung Barat Lewat Seni dan Budaya
Ayo, Saksikan dan Ikuti Komodo Run 2025: Lari Sehat di Jantung Wisata Labuan Bajo!
Ketika Tabungan Negara Menjadi Cermin Ketidakberesan
Fakultas Pertanian UTM Berdayakan Kader PKK Desa Sabiyan untuk Tingkatkan Gizi Keluarga
Transformasi Menuju Klub Sepakbola Moderen, Persewangi Banyuwangi Kontrak Agensi
Eddy Soeparno Ajak Pemkot Balikpapan Perkuat Kolaborasi Atasi Darurat Sampah
Delapan Mahasiswa Polinema Malang Sabet Berbagai Gelar Juara IPEC 2 di Manado