TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia, Fakhrul Fulvian, menilai langkah pemerintah menambah likuiditas perbankan merupakan keputusan tepat. Namun ia mengingatkan, kebijakan itu akan lebih efektif bila dibarengi dengan insentif bagi perusahaan padat karya yang merekrut tenaga kerja baru.
“Pemerintah bisa membantu dunia usaha dengan menanggung sebagian gaji karyawan baru. Saat ini banyak pengusaha masih dalam posisi bertahan, jadi dukungan semacam ini bisa mendorong mereka untuk kembali ekspansif,” ujar Fakhrul dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (12/9/2025).
Menurutnya, setelah dana pemerintah masuk ke bank, tahap berikutnya yang tidak kalah penting adalah mempercepat realisasi belanja negara. Fokus utama, kata dia, sebaiknya diarahkan ke program prioritas seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih, pembangunan 3 juta rumah, dan program lain yang menyentuh langsung kebutuhan rakyat.
“Belanja besar yang tepat sasaran akan membuka lapangan kerja, dan pada akhirnya memperkuat perekonomian nasional,” jelasnya.
Fakhrul menilai, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa telah mengadopsi kebijakan reflasi, yaitu langkah pemerintah untuk mengembalikan laju ekonomi dan permintaan agregat ke tingkat yang ideal.
Ia mengungkapkan, selama bertahun-tahun pertumbuhan ekonomi Indonesia sering tersendat karena kebijakan yang cenderung kontraktif, terutama di sektor keuangan.
“Kita kerap terjebak pada siklus dolar dan paradigma stability over growth. Akibatnya, pertumbuhan ada, tapi masyarakat luas tidak merasakan perputaran ekonominya,” tutur Fakhrul.
Ia menambahkan, kondisi saat ini menuntut pemerintah hadir lebih langsung untuk menjaga daya beli masyarakat. Menurutnya, ekonomi yang hanya tumbuh di atas kertas tanpa perputaran nyata tidak akan membawa manfaat besar bagi rakyat.
Fakhrul pun mencontohkan, reflasi pernah sukses dilakukan Amerika Serikat pada era 1930-an saat depresi besar, dan juga Jepang melalui program Abenomics. “Masalah kita ada di sisi permintaan, bukan pasokan. Jadi kebijakan reflasi adalah langkah yang tepat,” tegasnya.
Sementara itu, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memastikan dana Saldo Anggaran Lebih (SAL) senilai Rp200 triliun yang selama ini tersimpan di Bank Indonesia mulai digelontorkan ke enam bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
Bank yang masuk dalam Himbara adalah Bank Mandiri, BRI, BTN, BNI, BSI, serta Bank Syariah Nasional (BSN) yang merupakan hasil pemisahan dari BTN Syariah.(*)
Pewarta | : Hendarmono Al Sidarto |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
74 Rekening Penerima Bansos di Banjar Terindikasi Digunakan untuk Judi Online, Pemerintah Putus Bantuan
Soroti Polemik di Pemkot Banjar, Sulyanati: Konsolidasi Internal Belum Optimal, Perlu Pembenahan Komunikasi Wali Kota
Mensos Cari Solusi Rehabilitasi Rumah Korban Banjir Bali yang Bukan Pemilik Tanah
Petani Wongsorejo Minta DPRD Banyuwangi Bantu Cegah Lelang Sawah Agunan Bank BRI
Pemkab Jembrana Normalisasi Sungai untuk Antisipasi Banjir Bali Susulan
Presiden Prabowo Bertolak ke Qatar, Sampaikan Dukungan Indonesia Pascaserangan Israel
BPOM Tindaklanjuti Temuan Mi Instan Indonesia Mengandung Etilen Oksida di Taiwan
Fraksi DPRD Kota Malang Soroti P-APBD 2025, dari Inovasi PAD hingga Rendahnya Serapan Anggaran
Polresta Malang Kota Gelar Latihan Sispam Mako, Antisipasi Kontijensi Demo Rusuh
KPK Telusuri Dugaan Aliran Dana Kuota Haji ke Eks Menag Yaqut Cholil Qoumas