TIMESINDONESIA, MALANG – Di zaman lini, trend pendidikanl mengalamil pergeseran lorientasi yang menempatkanl pembangunanl manusia seutuhnyal atau manusia unggul lmelalui lpendidikan dengan beragaml ljenis, jenjang, lsifat dan bentuknya. lPendidikan lmanusia unggul menjadil titik puncak tercapainyal pendidikan lnasional lyang menjadi harapan bangsal lIndonesia. Akan tetapi, sumberl dayal manusia yangl unggul belum ldihasilkan pada lembagal pendidikanl Indonesia, termasuk di dalamnya llembaga pendidikanl Islam lyang harus membangun sumberl dayal manusia unggul ldan beriman kepada Allah Swt untuk menjawab tantangan zaman.
lLembaga pendidikanl Islam lmerupakan lembagal yang ldigunakan lsebagai wadah untukl menanamkan lnilai-nilai Islaml dalaml diri sejumlahl peserta ldidik ldan mendasarkanl segenap lkegiatannya atasl pandangan danl nilail-nilai lIslam. lMeskipunl sebagai llembaga yangl bercirikan lIslam, lembagal pendidikanl Islam ljuga harus lmemerhatikan lpengetahuan umum agarl tidakl mengalami lketertinggalan denganl lembaga lpendidikan padal umumnya. Lembagal pendidikan lIslam yang lideal adalahl yangl mampu mengintegrasikanl antaral ilmu lpengetahuan umum ldan ilmu pengetahuanl keIslamanl serta mampul menyesuaikanl dengan lkebutuhan lstakeholder Pendidikanl.
Upaya mewujudkan Sumber Daya Insani (SDI) Unggul, perlu adanyal pembinaan dan lpeningkatan morall siswa. Penting untuk menanamkanl kecerdasanl spiritual sebagail acuanl dari agamal dan ldapat lmempermudah siswal dalam memahamil lmakna, serta nilail kehidupan. Kecerdasan spiritual ini harus diaplikasikan dengan ilmu pengetahuan agar mampu membangun karakter unggul.
Salah satu usaha pembelajaran yang berkaitan dengan kecerdasan spiritual adalah lTahfidzul. Melalui programl Tahfidzull Qur’ān ini, dapat meningkatkan kecerdasan dan kekuatan otak. Slebab, orangl yang lmenghafal Al-Qur’ān otaknya terbiasa dilatih menghafall danl teliti dalaml setiapl ayat-ayatl Al-Qur’ān, sehingga akan terbiasa juga dalam menghafal dan teliti dalam pembelajaran lainnya. Dengan demikian, pesertal didikl yang mempulnyai hafalanl lal Qulr’an ldengan baik ladalah peserta ldidik yangl ulnggull ldalam pembelajaranl lainnyal karena mlemiliki kecerdasanl spiritulal yangl baikl di dalaml perilakulnya lsehari-hari. Hafalan Al-Qur’ān dapat menghasilkan individu yang berwawasan luas dan siap menghadapi tantangan kehidupan modern. Selain itu, penelitian Che Wan Mohd Rozali et al., (2022) mendapatkan bukti bahwa mendengarkan, membaca, atau menghafal Al Qur'an bermanfaat untuk mengurangi stres, depresi, kecemasan, dan meningkatkan kualitas hidup.
Akan tetapi, realitas yangl adal pada zaman lmodernl ini, sumber daya insani unggul yang dimiliki saat ini sangatlah minim. Apalagi karakterl Qur’āni lyang lmenanamkan nilali-nilail Al-Qur’ān yang bukan sekadar ltransfer lof lknowledge ltetapi merupakan ltransfer of lvalues dan laktivitas characterl building (lpembangunan lkarakter, lkepribadian) belum dapat diaplikasikan dengan baik, sehingga potensi yang dimiliki siswa belum dikembangkan dan dibangun secara baik.
Salah satu sekolah yang memiliki visi misi untuk menciptakan generasi unggul melalui program Tahfidzul Qur’an adalah SMAIT Ash-Shohwah Berau yang menjadi salah satu pelopor program Tahfidzul Qur’an tingkat SMA di Kabupaten Berau. Dengan melakukan penelitian campuran kualitatif dan kuantitatif, penelitian ini diharapkan memberikan hasil yang kuat untuk memberikan penjelasan bahwa program tahfidzul Qur’an yang kaitannya dengan kecerdasan spiritual akan mampu membangun kecerdasan intelektual dan emosional yang ada pada siswa.
Penelitian ini mendapatkan hasil yang pertama, yaitu Kualifikasi SDI Unggul yang dikembangkan di SMAIT Ash-Shohwah Berau adalah individu yang memiliki hubungan yang kuat dengan Allah Swt untuk menyebarkan nilai-nilai agama, mandiri, disiplin, bertanggung jawab, memiliki pengetahuan, berpikir kritis, kreatif, terampil, mengetahui yang benar dan salah untuk kehidupannya, mampu bersosialisasi dan mengontrol emosi, serta mampu mengikuti perkembangan zaman.
Kedua, Tahfidzul Qur’ān merupakan aktivitas yang kaitannya sangat erat dengan kerja memori dalam otak, menyita banyak sekali emosional, dan membutuhkan pemahaman spiritual yang memadai. Program Tahfidzul Qur’ān memberikan kedekatan tersendiri bagi para penghafalnya, sebab ketika menghafal Al-Qur’ān, seseorang tidak hanya menghafal saja, tetapi ada proses membaca, menghayati, mengulang-ngulang hingga akhirnya hafal yang menyebabkan semakin dekatnya seseorang dengan Allah Swt. Berdasarkan kajian ilmiah dan berbagai jurnal ditemukan bahwa dalam proses menghafal ldapat membantu untukl menambah konsentrasilkarena sel-sel otakl itu samal halnya denganl anggota ltubuh yang llainnya, yakni harusl difungsikan lterus. Orang yangl terbiasa menghafall maka lsel-sel saraf otak akan berkembang, khususnya pada ujung sel tersebut ada protein yang apabila dirangsang dengan hafalan, maka akan meningkatkan sel-sel otak tersebut yang menghambat kepikunan dihari tua. Selain itu, lantunan ayat Al-Qur’ān dapat mengubah fungsi fisiologis otak, yang mempengaruhi hati dan jiwa manusia, menyebabkan neurotransmiter otak melepaskan hormon. Perubahan faktor neurotropik yang berasal dari otak dengan ayat Al-Quran menghasilkan gelombang alfa pada elektroensefalogram (EEG) yang lebih besar daripada kondisi istirahat atau saat mendengarkan musik. Hal ini menjelaskan bahwa saat mendengar Al-Qur’ān saja dapat memberikan kentenangan hati dan jiwa dibandingkan istirahat ataupun mendengarkan musik. Hal inilah yang dapat mendatangkan kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual yang dibutuhkan dalam Pembangunan SDI Unggul.
Ketiga, Pengaruh Program Tahfidzul Qur’ān terhadap Pembangunan SDI Unggul di SMAIT Ash-Shohwah mendapatkan nilai sebesar 0.828 yang artinya memiliki pengaruh sangat kuat. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa pemaknaan terhadap program Tahfidzul Qur’ān memiliki pengaruh yang kuat terhadap pembangunan SDI Unggul dan bernilai positif yang artinya berbanding lurus, yaitu semakin tinggi nilai pemaknaan program Tahfidzul Qur’ān, maka semakin tinggi pula pembangunan SDI Unggul di SMAIT Ash-Shohwah Berau. Adapun pengaruh didalamnya adalah adanya karakter atau sikap yang menunjukkan Sumber Daya Insani Unggul, yaitu bertanggung jawab, disiplin, berpengetahuan, semangat, mandiri, kreatif, dan mampu mengikuti perkembangan pengetahuan dan teknologi.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi jalan untuk perkembangan pendidikan Agama Islam untuk menciptakan generasi unggul, cerdas, dan berakhlak mulia. Selain itu, dapat berguna bagi lembaga pendidikan Islam untuk memperkuat program tahfidzul Qur’an yang dimiliki ataupun yang akan dilaksanan guna membangun suber daya insani unggul pada peserta didik sebagai ouput dari lembaga pendidikan tersebut.
***
*) Oleh: Nurul Hidayah, Mahasiswa Doktor Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id
Editor | : Dhina Chahyanti |
Topeng Malangan: An Art Deeply Rooted in History
Menkeu Purbaya Siapkan Sistem Baru, Akhiri Kebiasaan Pemda Parkir Dana di Bank
Menkop Targetkan 80 Ribu Koperasi Desa Beroperasi Penuh pada Maret 2025
ASN Pemkab Sidoarjo Kena Grebek saat Pesta Gay di Surabaya, BKD: Belum Ada Laporan
Fakta Baru Kasus Istri Potong Alat Vital Suami, Polisi Gelar Rekonstruksi di Jakbar
Survei Elektabilitas Parpol di Jatim Versi ARCI: Golkar Pepet PDIP, Demokrat Meningkat
Viral Pesta Sesama Jenis di Hotel Surabaya, Ini Respons Wali Kota Eri Cahyadi
AHY Tegaskan KAI Harus Tetap Sehat di Tengah Beban Utang Kereta Cepat
Jalan Gelap Korupsi PJU Cianjur, Eks Kadishub Hadapi Ancaman Puluhan Tahun Penjara
Hisap Rokok Ilegal, Penjara 5 Tahun dan Denda Rp200 Juta Mengintai!