TIMESINDONESIA, LOMBOK TIMUR – Diskusi publik bertema “Pemimpin Itu Melayani Bukan Dilayani” yang digelar di An Najm Mart, Montong Tangi, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menghadirkan pengamat politik nasional Rocky Gerung.
Acara ini diinisiasi oleh Tuan Guru Haji (TGH) Najamuddin Mustafa dan sukses menarik perhatian masyarakat dan kalangan intelektual muda.
Dalam paparannya, Rocky Gerung menyoroti krisis kepemimpinan yang terjadi di Indonesia. Ia menyebut bahwa bangsa Indonesia didirikan dari perdebatan pemikiran para pendiri bangsa, namun kini arah tersebut mulai hilang karena kekuasaan yang dikuasai oleh logika anggaran.
“Ketika negeri ini didirikan ada pertengkaran pemikiran. Sekarang kita lihat pikiran itu seolah-olah tidak diperlukan lagi karena bisa diselesaikan melalui anggaran,” kata Rocky di hadapan peserta diskusi, Senin (21/7/2025).
Kritik Tajam Terhadap Kepemimpinan Transaksional
Rocky menegaskan bahwa banyak pemimpin saat ini lebih berperan sebagai “dealer” politik ketimbang sebagai “leader” yang memberi arah. Ia menyampaikan kritiknya secara lugas:
“Pemimpin yang paham arah namanya leader, pemimpin yang paham anggaran namanya dealer. Leader mencari arah untuk memberi harapan, dealer tukar tambah amplop kerjanya,” kata Rocky.
Menurut Rocky, pola kepemimpinan transaksional masih kuat di era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Ia mempertanyakan apakah pemimpin daerah saat ini benar-benar memahami arah atau sekadar terjebak pada kepentingan anggaran.
“Apakah di era Prabowo, bupatinya, gubernurnya itu dealer atau leader? Kelihatannya sekarang lebih banyak dealer daripada leader,” sindir Rocky.
Harapan Masih Ada di Kampus dan Pemuda Daerah
Rocky mengungkapkan bahwa satu-satunya tempat kejujuran yang tersisa dalam sistem demokrasi Indonesia adalah di lingkungan kampus. Kampus menurutnya masih mendidik mahasiswa dengan nalar dan data sebagai alat berpikir yang sahih.
“Satu-satunya kejujuran sekarang datang dari kampus. Karena kampus didikte dengan metodologi untuk hanya percaya pada data dan nalar,” tambahnya.
Ia juga memberikan pesan khusus kepada pemuda di Lombok Timur untuk tetap menjaga nilai-nilai demokrasi agar tidak mati dalam tekanan politik uang dan kekuasaan.
“Saya berharap pemuda di Lombok Timur ini dapat menjaga demokrasi agar tetap hidup,” pesannya.
Soroti Reshuffle dan Ketidakpercayaan Investor
Rocky juga menyinggung wacana internasional yang menyoroti kinerja pemerintahan Prabowo, terutama terkait dengan saran perlunya melakukan radical break atau keputusan politik drastis dalam kabinet.
“Jurnalis internasional minggu ini banyak menulis perlunya Prabowo melakukan radical break, artinya harus ada keputusan politik untuk membersihkan kabinetnya. Bahasa kita adalah reshuffle,” jelasnya.
Ia menyoroti ketidakpercayaan investor terhadap Indonesia meskipun pemerintah memiliki program-program populis seperti Makan Siang Bergizi.
“Ada Danantara duitnya banyak, tapi enggak ada investor percaya. Program Makan Siang Bergizi sekarang mulai dipersoalkan. Pada saat yang sama APBN kita mungkin negatif sekarang,” tegas Rocky.
Freeport dan Newmont Tak Maksimalkan Kesejahteraan
Rocky juga menyinggung kekayaan sumber daya alam Indonesia, khususnya tambang emas Freeport di Papua dan Newmont di NTB, yang menurutnya seharusnya mampu mencukupi kebutuhan masyarakat Indonesia.
“Freeport bisa kita pakai untuk 70 tahun ke depan, Newmont bisa kita pakai untuk membiayai kehidupan gratis di Indonesia timur. Tapi itu potensi. Masalahnya, manajemennya enggak bagus-bagus,” ujarnya.
Kehadiran Rocky Gerung menjadi daya tarik tersendiri dalam diskusi yang menitikberatkan pada urgensi kepemimpinan yang melayani, bukan sekadar berkuasa. Acara ini diharapkan mampu menggugah kesadaran politik masyarakat, khususnya generasi muda NTB, untuk lebih kritis terhadap jalannya pemerintahan dan kepemimpinan nasional. (*)
Pewarta | : Anugrah Dany Septono |
Editor | : Faizal R Arief |
Bus Trans Jatim Tak Masuk Terminal Joyoboyo, Wali Kota Eri Tegaskan Pentingnya Integrasi
Empat Mantan Kadis P2CKTR Sidoarjo Jadi Tersangka Korupsi Rusunawa
Indonesia Buka Peluang Pulangkan Tiga Napi Filipina
Komisi V DPR RI Sebut Ada Pembiaran Overload dalam Tragedi KMP Tunu Pratama Jaya
Unik! Polisi Banyuwangi Gunakan Wayang Golek Kampanyekan Anti Bullying
Berkas PAW Fraksi PDI Perjuangan Lengkap, DPRD Kota Madiun Naikkan Usulan Ke Gubernur Jatim
Jadi Sumber Nafkah Musiman, Sepuluh Tahun Pak Nano Mengais Rezeki dari Bendera
Bupati Sleman Resmikan Layanan Wakaf Uang dan Produk Baru Bank Sleman Syariah
Dukung Larangan Sound Horeg Polda Jatim, PHDI Banyuwangi Keluhkan Pemasangan Penjor
Gerak Cepat Temuan Pasutri Lawang Malang, Buka Mata Pentingnya Kepedulian dan Kesehatan Mental