TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi bersiaga 24 jam menyusul peringatan dini dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, terkait potensi terjadinya cuaca ekstrem yang diperkirakan akan melanda wilayah Banyuwangi dan sekitarnya hingga 17 September 2025.
Kalaksa BPBD Banyuwangi, Danang Hartanto mengatakan, Banyuwangi memang tengah mengalami kemarau basah, yang mana hujan dengan intensitas rendah - sedang sering terjadi. Seperti yang telah terjadi beberapa hari lalu.
Hal tersebut bisa jadi pemicu terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, pohon tumbang dan angin kencang. Untuk itu, BPBD telah banyak melakukan langkah antisipasi, termasuk menyiagakan tim relawan yang siap 24 jam ketika terjadi kebencanaan.
"Relawan siaga 24 jam, dikala ada banjir, angin kencang hingga pohon tumbang segera kita tangani," kata Danang, Jumat (12/9/2025).
Bukan hanya itu, sebelumnya BPBD juga telah melakukan mitigasi di wilayah hutan dataran tinggi Banyuwangi. Upaya mitigasi itu juga dilakukan dengan memberikan peringatan kepada pemilik kepentingan, supaya tetap menjaga pola ruang dengan tidak merusak ekosistem di wilayah hulu.
Hal tersebut, dijelaskan Danang, harus dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana banjir bandang yang sering melanda wilayah dataran rendah atau kawasan hilir.
"Terutama sungai yang sering jadi langganan banjir sepeti Sungai Badeng dan sungai lainya yang ada di kota," jelasnya.
Danang juga telah berkoordinasi dengan dinas terkait untuk melakukan pemangkasan dahan pohon yang bertumbuh tinggi dan besar. Dengan begitu dapat meminimalisir adanya pohon tumbang akibat terjangan angin kencang.
"Sejauh ini meskipun dilanda kemarau basah Banyuwangi masih aman, hanya segelintir kejadian seperti tanah ambrol di pinggir jalan wilayah Desa Jelun akibat terkikis air, kemudian pohon tumbang di Desa Bareng," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, penyebab cuaca ekstrem di Banyuwangi, disebabkan oleh adanya gangguan gelombang atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, serta gangguan atmosfer Low Frequency yang saat ini melintasi wilayah Jawa Timur.
BMKG Juanda juga turut menghimbau masyarakat dan instansi terkait agar senantiasa waspada terhadap perubahan cuaca mendadak serta adanya potensi cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang selama 7 (tujuh) hari kedepan.
Wilayah dengan topografi curam/bergunung/tebing diharapkan lebih waspada terhadap dampak yang dapat ditimbulkan akibat cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang serta berkurangnya jarak pandang. (*)
Pewarta | : Anggara Cahya |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
74 Rekening Penerima Bansos di Banjar Terindikasi Digunakan untuk Judi Online, Pemerintah Putus Bantuan
Soroti Polemik di Pemkot Banjar, Sulyanati: Konsolidasi Internal Belum Optimal, Perlu Pembenahan Komunikasi Wali Kota
Mensos Cari Solusi Rehabilitasi Rumah Korban Banjir Bali yang Bukan Pemilik Tanah
Petani Wongsorejo Minta DPRD Banyuwangi Bantu Cegah Lelang Sawah Agunan Bank BRI
Pemkab Jembrana Normalisasi Sungai untuk Antisipasi Banjir Bali Susulan
Presiden Prabowo Bertolak ke Qatar, Sampaikan Dukungan Indonesia Pascaserangan Israel
BPOM Tindaklanjuti Temuan Mi Instan Indonesia Mengandung Etilen Oksida di Taiwan
Fraksi DPRD Kota Malang Soroti P-APBD 2025, dari Inovasi PAD hingga Rendahnya Serapan Anggaran
Polresta Malang Kota Gelar Latihan Sispam Mako, Antisipasi Kontijensi Demo Rusuh
KPK Telusuri Dugaan Aliran Dana Kuota Haji ke Eks Menag Yaqut Cholil Qoumas