TIMESINDONESIA, SURABAYA – Tugu Pahlawan Surabaya kembali menyajikan pertunjukan Teatrikal Pertempuran bertajuk "3 Hari Fase 1, 1945". Acara yang digelar Minggu (14/9/2025) ini berhasil memikat ratusan penonton mulai dari anak-anak, pelajar hingga orang dewasa yang ingin menyaksikan kisah pertempuran dan perjuangan arek-arek Suroboyo dalam mempertahankan kemerdekaan.
Pertunjukan ini menghadirkan adegan-adegan dramatis dan menegangkan, menggambarkan pertempuran selama tiga hari di tanggal 10 -13 November 1945. Teatrikal kali ini ditampilkan oleh komunitas Roode Brug, yaitu komunitas pegiat sejarah yang juga berkolaborasi dengan karang taruna Mulyorejo dan Kedung klinter, yang pemainnya berasal dari semua kalangan mulai dari orang tua hingga anak-anak.
Walaupun penampilan teatrikal ini diadakan di lapangan Tugu Pahlawan yang terbuka dan dibawah teriknya sinar matahari, tak mengurangi semangat pemain dan juga penonton yang menyaksikan.
Suasana teatrikal pertempuran yang diwarnai suara tembakan dan ledakan kembang api menjadi semangat suasana pagi ini. Penonton dengan hikmat menyaksikan pertunjukan ini. Tak bisa dipungkiri, perasaan kagum menyelimuti para penonton, seolah ingatan akan masa-masa penjajahan berputar kembali.
Selain itu pertunjukan teatrikal ini tidak hanya sebagai hiburan semata, melainkan juga sebagai edukasi bagi generasi muda untuk memahami sejarah, arti perjuangan dan pentingnya menjaga semangat nasionalisme.
“Pesan saya untuk komunitas sendiri itu mungkin bisa diadakan minimal satu bulan dua kali, biar kita bisa melestarikan sejarah Indonesia. Biar orang-orang juga pada tau kalo di Indonesia itu sejarah banyak, bukan cuma dari perang 10 November, perang Ambarawa dan lain-lain, masih banyak yang belum di up ke publik," ungkap Randy, salah satu pemain teatrikal pertempuran.
Ali, salah satu anggota dari komunitas Roode Brug, menyampaikan, bahwa Teatrikal Pertempuran 3 Hari ini bukan pertama kalinya ditampilkan, di tahun sebelumnya, teater ini juga pernah digelar tepatnya di Kota Lama Surabaya.
"Dengan adanya Teatrikal ini, semoga fase-fase berikutnya, yang nantinya juga bisa diselenggarakan," harap Ali.
Teatrikal Pertempuran bertajuk "3 Hari Fase 1, 1945" menjadikan Tugu Pahlawan tidak hanya menjadi monumen bersejarah, tetapi juga ruang hidup yang terus menghadirkan memori perjuangan bangsa kepada generasi yang akan datang. (*)
Pewarta | : Siti Nur Faizah |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
KIPBIPA XIII 2025 di UM Malang Resmi Ditutup, Tekankan Pemartabatan Bahasa Indonesia di Era Digital
Indonesia-UEA: Bersinergi Membangun Layanan Pemerintah yang Efisien dan Modern
Dua Mazhab Ekonomi: Purbaya vs Sri Mulyani dalam Arah Kebijakan Indonesia
Menteri Agama Nasaruddin Umar Ajak Santri Teladani Ulama Besar
Pemerintah Alokasikan Rp9 Triliun untuk Perbaikan Jalan Daerah lewat Inpres Nomor 11 Tahun 2025
DPR RI Setujui Anggaran Kemendes PDT 2026 Sebesar Rp2,5 Triliun
Polsek Rogojampi Berhasil Kembalikan Mobil Kakek Korban Penipuan di Banyuwangi
Bupati Majalengka Ajak Warga Aktif Melapor Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak
62 Dapur Program Makan Bergizi Gratis Sudah Beroperasi di Lombok Timur, Target 159 Dapur
Dibalik Reshuffle: Antara Harapan Publik Atau Kalkulasi Politik?