TIMESINDONESIA, MALANG – Ratusan orang tumpah ruah di Kota Malang untuk menyaksikan Kirab Budaya 200 Tahun Klenteng Eng An Kiong yang dirangkai dengan Tua Pek Kong World Festival ke-14, Kamis (25/9/2025). Acara akbar ini bukan sekadar ritual budaya, melainkan simbol persaudaraan dan doa bagi perdamaian dunia.
Kevin Christian Chandra, panitia kegiatan, menuturkan bahwa momentum ini sangat bersejarah. “Klenteng Eng An Kiong telah berusia 200 tahun. Perayaan ini adalah wujud syukur sekaligus kesempatan bagi generasi muda untuk terlibat menjaga warisan budaya,” ujarnya.
Lebih dari sekadar tradisi, kirab ini diyakini membawa berkah bagi Kota Malang. Prosesi ritual sekaligus menegaskan keberadaan Klenteng Eng An Kiong sebagai pusat spiritualitas, budaya, dan kebersamaan warga lintas generasi.
Kirab kali ini diikuti oleh perwakilan negara-negara Asia, mulai dari Hongkong, Makau, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Vietnam, hingga Myanmar. Ribuan mata tertuju pada barisan meriah yang melintasi jalur utama kota: dimulai dari Klenteng Eng An Kiong di Jalan Gatot Subroto, lalu melewati Jalan Trunojoyo, Jalan Kertanegara, kawasan Tugu, Jalan Majapahit, Jalan Merdeka, hingga kembali ke depan klenteng sebagai titik finis.
Kevin menambahkan, ritual ini merupakan penghormatan kepada Dewa Bumi, sosok yang diyakini menjaga keseimbangan dan keberkahan sebuah wilayah. “Dewa Bumi adalah dewa yang paling dekat dengan manusia, karena bersemayam di tanah yang kita pijak,” ungkapnya.
Selain menghadirkan nuansa spiritual, kirab budaya ini juga menegaskan pesan penting bagi generasi muda: menjaga klenteng sebagai warisan budaya. Nilai-nilai spiritual, tradisi, dan persaudaraan yang terkandung di dalamnya diyakini dapat menjadi bekal untuk memperkuat identitas sekaligus harmoni sosial di masa depan.
Gunawan Putra Wirawan, Ketua Komda Jawa Timur, menekankan bahwa perayaan ini adalah ajang mempererat persaudaraan komunitas Tua Pek Kong, baik di Indonesia maupun dunia. “Kirab budaya ini tujuannya membangun persaudaraan yang lebih erat, demi perdamaian bersama. Malang pun membuktikan bisa kompak, selaras dengan pemerintah daerah dan masyarakatnya,” katanya.
Dengan semangat itu, Kirab Budaya 200 Tahun Klenteng Eng An Kiong dan Tua Pek Kong World Festival ke-14 tidak hanya menjadi pesta budaya, melainkan juga jembatan persaudaraan lintas negara dan doa tulus bagi perdamaian umat manusia.(*)
Pewarta | : Slamet Mulyono |
Editor | : Imadudin Muhammad |
Dinas Pertanian Bondowoso Lakukan Validasi Penerima Pupuk Bersubsidi Agar Tepat Sasaran
Demo Ricuh Kota Malang Sisakan Duka, Motor Korban Laka Ikut Hangus Dibakar Massa
Dilengkapi Alat Jantung hingga Genset, 7 Ambulans Baru Kini Siap Layani Warga Banyuwangi
Pemuda Bawa Molotov Saat Demo DPRD Kota Malang Ditetapkan Tersangka, Ada yang Menyuruh dan Membayar
17 Pemuda Jadi Tersangka Demo Ricuh di Kota Malang
Lima Nama Calon Pimpinan BAZNAS Jombang Terpilih, Siap Emban Amanah Periode 2025–2030
Mutasi ASN Oktober, Bupati Probolinggo Gus Haris: Awas Jangan Main Uang!
Ambivalensi Paradoks Gizi MBG
Muktamar X PPP: Pemilihan Ketum hingga Strategi Kembali ke Senayan pada 2029
Pajak Digital Tembus Rp8,77 Triliun, Kripto dan Fintech Jadi Andalan