TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Cuaca panas berkepanjangan yang melanda Banyuwangi dalam beberapa waktu terakhir, tak hanya membuat warga merasa gerah, namun hewan ternak pun ikut merasakan dampaknya.
Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Banyuwangi mengingatkan para peternak agar mewaspadai heat stress atau stres panas yang bisa menurunkan produktivitas, terutama pada unggas.
“Prinsipnya, di musim panas ini kita menghadapi kondisi heat stress. Dampaknya bisa dirasakan pada semua jenis ternak, baik besar, kecil, maupun unggas,” kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Dispertan Banyuwangi, drh Nanang Sugiharto, Selasa (14/10/2025).
Menurut Nanang, unggas merupakan kelompok yang paling rentan terhadap panas ekstrem. Produksi telur yang biasanya mencapai 80–90 persen, kini turun menjadi sekitar 75–80 persen.
“Kalau produksi turun, otomatis pendapatan peternak juga ikut menurun,” ujarnya.
Tak hanya unggas, masih Nanang, hewan besar seperti sapi pun turut terdampak. Produksi susu menurun dan berat badan bisa berkurang akibat metabolisme tubuh yang terganggu. Meski jarang menyebabkan penyakit serius, penurunan produktivitas tetap menjadi tantangan bagi para peternak.
Nanang mengungkapkan, risiko kematian akibat heat stress, paling tinggi terjadi pada ayam potong. Jika suhu terlalu panas, ayam mudah lemas dan mati. Karena itu, peternak disarankan menjaga kelembapan kandang secara rutin, meski hal itu berdampak pada meningkatnya biaya operasional.
“Panas yang ekstrem membuat peternak harus bekerja ekstra, mulai dari penyemprotan air hingga pengaturan ventilasi. Tapi itu penting agar produksi tetap stabil dan kematian ternak bisa ditekan,” ungkapnya.
Selain menjaga kebersihan dan sirkulasi udara, Dispertan Banyuwangi menekankan pentingnya pemberian pakan bergizi, vitamin tambahan, dan vaksinasi secara berkala untuk mencegah penyakit yang bisa muncul saat kondisi cuaca ekstrem.
Sebagai langkah nyata, Dispertan Banyuwangi juga telah turun langsung ke lapangan melalui program Kunjungan Puskeswan Obati Penyakit (K-Pop). Program ini merupakan bentuk pelayanan kesehatan hewan keliling yang mendatangi peternak hingga ke pelosok desa.
Melalui program K-Pop, tim Dispertan memberikan pemeriksaan kesehatan ternak, penyuluhan, hingga pemberian vitamin dan suplemen, seperti vitamin B kompleks, baik dalam bentuk suntikan maupun tablet. Langkah ini diharapkan mampu menjaga daya tahan tubuh ternak di tengah cuaca ekstrem.
Dengan berbagai upaya tersebut, Dispertan Banyuwangi berharap para peternak dapat mempertahankan produktivitas hewan ternaknya meski di tengah cuaca panas berkepanjangan.
Kesadaran menjaga kebersihan kandang, pemberian pakan bergizi, serta rutin melakukan pemeriksaan kesehatan menjadi kunci agar ternak tetap sehat dan hasil produksi tidak menurun. (*)
Pewarta | : Muhamad Ikromil Aufa |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Dari Konten Kreatif ke Duta Dekranasda Jabar, Kiprah Nok Intan di Dunia Digital
From Canting to Fabric: Tracing Journey Identity in Soendari Batik
Digitalisasi Pajak Melesat, 2,6 Juta Wajib Pajak Sudah Aktif di Coretax
Patriot Bond Tembus Rp50 Triliun, Rosan Laporkan Langsung ke Prabowo
ASITA: Rute Padang–Kota Bharu Bisa Dongkrak Wisatawan ke Sumbar
200 Penunggak Pajak Disisir, DJP: 91 Sudah Lunas, 27 Pailit
Dapur MBG di Tulungagung Dihentikan Sementara Usai Puluhan Siswa Alami Keracunan
Pemkot Mojokerto Minta UMKM Selesaikan Proses E-Katalog
Ekspor Perikanan Babel Anjlok Rp30 Miliar di Triwulan III 2025
Rugikan Daerah, Pemkab dan Bea Cukai Probolinggo Gaungkan Aksi “Gempur Rokok Ilegal”