TIMESINDONESIA, MALANG – Setelah berabad-abad menjadi saksi kejayaan Kerajaan Singhasari, Candi Jago di Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, kini tengah menjalani proses pemugaran oleh Kementerian Kebudayaan melalui Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI. Pemugaran situs bersejarah peninggalan abad ke-13 ini ditargetkan rampung pada tahun 2027.
Candi bercorak Hindu-Buddha ini dibangun oleh Raja Singhasari, Kertanegara, sebagai bentuk penghormatan kepada ayahandanya, Wisnuwardhana, yang wafat pada tahun 1268 M. Candi Jago memiliki panjang sekitar 24 meter dan lebar 14 meter, dengan struktur batu andesit yang menjadi ciri khas peninggalan masa itu.
Pekerja saat memotong batuan pengganti sebelum dipasang saat pemugaran Candi Jago, Rabu (27/8/2025). (FOTO: Antara/Ari Bowo Sucipto)
Pemugaran dilakukan untuk mengembalikan bentuk asli candi sekaligus menjaga kelestarian nilai sejarah dan arkeologinya. Sebanyak 17 tenaga ahli dilibatkan, terbagi dalam tiga tim: pembongkaran, pemasangan, dan penyelesaian akhir. Pekerjaan ini dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui Kementerian Kebudayaan, dengan fokus utama pada perbaikan selasar serta batu-batu yang mengalami kerusakan parah.
“Pemugaran tahap pertama dimulai pada 29 Mei lalu dan akan berlangsung hingga November sebelum dihentikan sementara. Tahun depan dilanjutkan secara bertahap dengan fokus pada perbaikan bangunan utama candi, mulai dari batur, selasar, hingga bagian atas. Ditargetkan seluruh proses rampung pada 2027,” ungkap Imam Winarko, Juru Pemelihara Candi Jago dan Candi Kidal, saat ditemui di lokasi.
Selasar Candi Jago turut dipugar untuk memberikan kenyamanan bagi para pejalan kaki yang melintas di kawasan candi. (FOTO: Beril Bestarino/TIMES Indonesia)
Imam menjelaskan, sejumlah batu pada bagian bawah candi telah pecah dan beberapa struktur nyaris ambruk. Batu-batu rusak diganti dengan batu andesit baru yang didatangkan dari Bondowoso, kemudian diproses di Tulungagung sebelum dipasang di lokasi. “Batunya tetap menggunakan jenis yang sama, batu andesit dari Bondowoso. Kurang lebih sudah ada sekitar 400 batu yang dikirim,” tambahnya.
Meski tengah dalam proses pemugaran, Candi Jago tetap dibuka untuk umum, baik bagi wisatawan maupun masyarakat yang datang untuk beribadah. (*)
Pewarta | : Abimanyu S.W / Hilmi Amirul H11 |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Pesantren, Adab, dan Tuduhan Feodalisme
Warga Sukosari Bondowoso yang Hilang Ditemukan di Jurang Sungai
DPRD Jatim Pimpin Audiensi Santri, Transmedia Minta Maaf Terbuka
Eks Kapolres Ngada Divonis 19 Tahun Penjara dalam Kasus Kekerasan Seksual Anak
AMSI Gelar Indonesia Digital Conference 2025, Angkat Isu Kedaulatan AI dan Kemandirian Digital
Bocah 11 Tahun Tewas di Toilet Sebuah Mushola di Majalengka , Pelaku Diduga 'Hunting' Korban
Uangmu Bisa Diselamatkan! OJK: Laporkan Penipuan Maksimal 10 Menit Setelah Kejadian
Kampung Bandeng Pangkahwetan Gresik Jadi Rujukan Nasional, Bupati Luwu Timur Kepincut
Tungku Masak Ditinggal Saat Menyala, Rumah di Pemalang Ludes Terbakar
Ketua DPRD Pangandaran Dorong Pemda Tingkatkan Kemandirian Fiskal