TIMESINDONESIA, SURABAYA – Gubernur Jatim (Jawa Timur) Khofifah Indar Parawansa resmi dikukuhkan sebagai Dewan Pembina Kehormatan Paguyuban Mas Tentara Republik Indonesia Pelajar (Mas TRIP) Jawa Timur.
Pengukuhan itu dilakukan dalam pembukaan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Paguyuban Mas TRIP Jatim yang digelar di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Sabtu (8/11/2025).
Gubernur Khofifah dikukuhkan berdasarkan Surat Keputusan Nomor 003/PP/PMTC/SRT/11/2025 tentang Anggota Kehormatan Paguyuban Mas Trip Jawa Timur. Secara khusus, pengukuhan dilakukan dengan pemasangan pin oleh Ketua Umum Paguyuban Mas TRIP Jawa Timur Destry Damayanti.
Dalam sambutannya yang sekaligus membuka resmi Muskernas, Gubernur Khofifah mengajak anggota paguyuban untuk melakukan penguatan membangun semangat perjuangan kepada generasi penerus bangsa.
Tak hanya itu, keberseiringan seluruh kegiatan ini menurutnya sangat nyekrup dengan Hari Pahlawan 10 November yang bertujuan menguatkan semangat perjuangan para pahlawan.

“Hari ini kita bangun penguatan semangat kejuangan menjelang Hari Pahlawan. Hari ini adalah yang sangat tepat, maka keberseiringan beragam seluruh kegiatan ini harus nyekrup. Apakah perjuangan TRIP di Surabaya maupun TRIP yang ada di Malang Juli tahun 1947,” kata Gubernur Khofifah.
“Ini sesuatu yang kalau tidak kita syiarkan , khawatir, kalau bahasa pesantren itu, yazidu wa yankus, bisa bertambah dan berkurang, jadi ini pasang surut. Kalau ketemu momentum yang tepat seperti hari ini maka penguatan dari generasi ke 2, 3 dan 4, Paguyuban Mas TRIP saya rasa ini saat yang sangat tepat,” imbuhnya.
Sebagai bentuk upaya nyata, Gubernur Khofifah mengajak anggota Paguyuban Mas TRIP keliling ke SMA-SMA Negeri Taruna serta ormas kepemudaan yang ada di Jawa Timur. Dengan begitu, Paguyuban Mas TRIP bisa menguatkan semangat perjuangan pada anak para siswa sekolah taruna.
“Mungkin nanti ada yang berkenan melakukan kunjungan sekaligus penguatan di SMA Taruna yang ada di Jatim. Nanti bisa keliling ke sekolah, menyampaikan peran TRIP, memberikan pengetahuan kepada anak-anak di SMA Taruna,” tambahnya.
“Jadi Kemendikdasmen satu bulan lalu menyampaikan, di Indonesia ini ada 11 Sekolah yang tercatat sebagai sekolah yang menyiapkan pemimpin masa depan,” lanjutnya.
Dari sebelas sekolah itu, tambah Khofifah, enam dari sekolah swasta, lima dari sekolah negeri. Yang mana, kelima sekolah negeri tersebut semua dari Jawa Timur yaitu dari SMA Taruna dari Jawa Timur.
“Kelima sekolah itu dari Jawa Timur. Dan semuanya dari SMA Taruna. Bedanya dengan Magelang, kalau di sini misalnya di Malang mentornya, komandannya mitranya adalah Angkatan Laut. Di Kediri, Taruna Brawijaya itu Angkatan Darat, Madiun Taruna Angkasa dengan Angkatan Udara, Genteng Banyuwangi Taruna Bhayangkara dengan Kepolisian,” jelasnya.

“Yang kita ingin siapkan mereka akan menjadi juru bicara ke Indonesiaan, juru bicara kenusantaraan, juru bicara kebhinekaan. Maka lewat penguatan dari Mas Trip ini nantinya akan memperkuat semangat kebangsaan serta menumbuhkan rasa cinta tanah air di kalangan generasi muda,” terangnya.
“Kita harus bersama-sama bersiap bahwa kebhinekaan harus diikat dengan Pancasila, jadi tidak cukup Bhineka Tunggal Ika tetapi diikat dengan Pancasila,” katanya.
Dirinya menilai, inilah berkah Indonesia yang Allah anugerahkan persatuan dan persaudaraan untuk Indonesia. Yang mana, pintunya beragam, kalau bahasa pesantren, min abwabil mutafarriqoh atau lewat pintu yang berbeda-beda tetapi tujuannya sama. Menjaga NKRI.
“Bagaimana kita membangun Indonesia bisa kita lakukan melalui pintu yang beragam, profesi yang beragam,” jelasnya.
“Artinya, kita masuk dari pintu yang berbeda tapi tujuannya sama membangun kebersatuan, persatuan dan persaudaraan. Kalau tidak dilakukan seperti itu pasti akan beda pendapat, menajam, meruncing dan tidak tahu cara menyelesaikannya,” imbuhnya.
Menurutnya, salah satu pintu tersebut adalah melalui nasab atau keturunan khususnya nasab pejuang dan bela negara. Ia meyakini, untuk membangun Indonesia kita harus terus menjahit (berjuang di bidang masing-masing) dan tidak boleh berhenti.
“Maka kita ini harus terus menjahit. Kita tumbuh, berkembang, maju dan sejahtera bersama. Harus dilakukan di mana saja. Indonesia begitu luas, penduduk Jatim saat ini 42 juta lebih, maka sesungguhnya ketika kami menyebut Gerbang Baru Nusantara kita bersiap untuk menjadi connecting people Indonesia barat dan timur,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Paguyuban Mas Trip Jawa Timur Destry Damayanti mengatakan Mukernas Mas Trip tahun ini terasa lebih spesial karena berdekatan dengan Hari Pahlawan 10 November.
“Penyelenggaraan ini menjadi spesial karena berdekatan dengan Hari Pahlawan 10 November. Bagaimana saat itu TRIP berjuang mempertahankan kemerdekaan, membantu TRI (Tentara Republik Indonesia) melawan Belanda meskipun dengan peralatan yang minim,” kata Destry.
“Semangat perjuangan inilah yang kami ingin terus jalankan, menjalankan amanah orang tua kami, perjuangan yang diteruskan sampai ke akhir zaman mulai generasi 2,3 hingga 4,” tuturnya.
Diakhir, Destry menyebut, penjajahan saat ini hadir lewat bentuknya yang lain yakni penjajahan melawan kebodohan dan kemiskinan.
Untuk itu, ia mengajak generasi muda harus berani mengambil sikap dan selalu berpedoman bahwa semua yang dilakukan untuk kebaikan Indonesia tercinta. (*)
| Pewarta | : Lely Yuana |
| Editor | : Ronny Wicaksono |
Hamas Sisakan Empat Sandera untuk Menuju Gencatan Senjata Tahap Berikutnya
Terpikat ICCF 2025 Kabupaten Malang, Wamenbud Giring: Sinergi Kreativitas Wisata Budaya
Perkuat Jaringan Perlindungan, LKP3A Fatayat NU Jombang Kukuhkan 38 Kader Pendamping
Usai OTT Sugiri Sancoko, Wabup Lisdyarita Resmi Ditetapkan Jadi Plt Bupati Ponorogo
Seleksi 6 Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama, Ini Posisi yang Dibutuhkan di Pemkot Surabaya
Dana Sitaan dan Ekonomi Bawah Tanah Prabowo
Mensesneg: Besok Presiden Umumkan 10 Pahlawan Nasional, Termasuk Soeharto
Bentangan Merah Putih di Sungai Ciwulan Tasikmalaya Warnai Festival Tasik Baseuh ke-9
Tegur Pedagang Pasar Ngasem, Wali Kota Yogyakarta: Laris Tapi Kurang Resik
Olah Sampah Jadi BBM, KSM Runtah Mas Banjarnegara Tunda Produksi karena Regulasi