TIMESINDONESIA, JAKARTA – Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) sekaligus Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, menekankan pentingnya partai politik melakukan introspeksi agar mampu menjawab tantangan zaman dan menjaga kepercayaan publik.
Hal itu disampaikan Eddy dalam agenda silaturahmi PAN yang melibatkan jajaran DPP, DPW, DPD, anggota DPR RI, serta DPRD PAN se-Jawa Barat.
Menurutnya, sejak era reformasi, pola penyampaian aspirasi masyarakat telah mengalami perubahan signifikan. Jika sebelumnya digerakkan oleh tokoh bangsa, pemuka agama, maupun aktivis kampus, kini arus opini lebih banyak dipengaruhi oleh influencer dan media sosial seperti Instagram, TikTok, hingga Snack Video.
“Perubahan lanskap ini harus direspons serius. Partai politik tak bisa tinggal diam, tapi wajib melakukan pembenahan,” kata Eddy.
Doktor Ilmu Politik lulusan Universitas Indonesia itu menilai, fenomena ini memperlihatkan adanya jarak yang kian melebar antara partai politik, DPR, dan masyarakat. Survei pun berulang kali menempatkan kedua lembaga itu pada tingkat kepercayaan publik yang rendah.
Eddy menekankan, kritik masyarakat seharusnya dipandang sebagai kesempatan partai politik untuk melakukan otokritik. “Kader harus berbenah, termasuk membina serta menyiapkan calon pemimpin yang diharapkan publik. Kinerja di parlemen pun harus nyata dalam menyerap aspirasi sekaligus memberi solusi,” tegasnya.
Karena itu, ia mengajak seluruh kader PAN memperkuat rekrutmen anggota, pendidikan politik, hingga penguatan kelembagaan partai. Menurutnya, narasi perjuangan tidak boleh hanya datang dari pusat, tetapi juga harus tumbuh dari daerah sesuai kebutuhan masyarakat setempat.
“PAN harus hadir di tengah rakyat, menyuarakan apa yang mereka perlukan. Dengan begitu, konektivitas yang hilang bisa kembali terjalin,” ujarnya.
Eddy juga menyinggung posisi PAN yang kini kembali masuk pemerintahan setelah 10 tahun berada di luar. Keberadaan Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, sebagai menteri yang dipercaya Presiden disebutnya sebagai modal politik penting. Namun, hal itu belum cukup untuk memastikan PAN mampu mencapai target empat besar pada Pemilu 2029.
“Untuk naik kelas, dibutuhkan kerja kolektif dan keseriusan seluruh kader dalam menjawab aspirasi masyarakat. Jika itu dilakukan, saya optimistis PAN bisa menembus peringkat empat besar,” kata Eddy. (*)
Pewarta | : Rochmat Shobirin |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Menjawab Polemik MBG, Dandim Blora: TNI Hanya Bertugas Monitoring, Bukan Penyedia Menu
Ketika Janji Merdeka Belajar Tak Sampai ke Daerah, 310 Guru PPG Prajab Blora Tunggu Kepastian
200 Konglomerat Nunggak Pajak Dibidik Menkeu Purbaya: Potensi Rp60 Triliun Siap Ditagih
Ribuan Maba Unisma Malang Jalani Oshika 2025 dengan Aksi Nyata Peduli Lingkungan
Pilkades Digital Pertama di Jabar, Uji Nyali Demokrasi Desa
Waspada TPPO! Wali Kota Banjar Imbau Calon Pekerja Migran Indonesia Koordinasi ke Disnaker
5 Calon Bos Baru LPS Jalani Uji Kepatutan di DPR Malam Ini
16.000 Siswa Jenjang SD-SMA Terima Manfaat Sekolah Rakyat Tahun 2025
LPS Turunkan Level Bunga Simpanan, Rupiah Hanya Dijamin 3,5 Persen
65 Tahun Janji Reforma Agraria, Saat Petani Kembali ke Jalan