Wisata
TIMESINDONESIA, BLITAR – Perpustakaan Proklamator Bung Karno di Kota Blitar, Jawa Timur terus bertransformasi menjadi pusat literasi sejarah yang menggabungkan koleksi fisik dan digital.
Berada di Jalan Kalasan No.1, Sananwetan, Blitar, perpustakaan ini satu kawasan dengan makam Bung Karno dan dikelola di bawah Perpustakaan Nasional RI.
Diresmikan pada 3 Juli 2004 oleh Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, perpustakaan ini kini mengelola ribuan koleksi buku, arsip digital, serta memorabilia Bung Karno.
Fungsinya tidak hanya melestarikan warisan pemikiran Proklamator, tetapi juga menjembatani generasi muda dengan nilai-nilai kebangsaan di tengah arus informasi global.
Koleksi Lengkap, Layanan Modern
Perpustakaan Bung Karno memiliki 2.407 judul dan 6.757 eksemplar koleksi khusus tentang Bung Karno, mulai dari buku, foto, koper kayu bersejarah, hingga lukisan dan diorama.
Fadhillio memanfaatkan layanan arsip digital di Perpustakaan Proklamator Bung Karno, Blitar (FOTO: Ardana Pramayoga/TIMES Indonesia)
Adapun koleksi digitalnya mencakup arsip foto, video dokumenter, dan pidato Bung Karno yang dapat diakses melalui perangkat di lokasi.
Selain koleksi khusus, pengunjung dapat memanfaatkan koleksi umum, koleksi anak, referensi, multimedia, serta layanan perpustakaan keliling.
Indrawan Gambiro, staf layanan koleksi khusus Bung Karno, menyebut transformasi ini penting untuk menjangkau pembaca lintas generasi.
“Literasi adalah pondasi bangsa. Mengakses pemikiran Bung Karno tidak lagi terbatas ruang, karena kini tersedia dalam format digital,” ujarnya.
Fadhillio Ibra Farissandro Abriakto, mahasiswa asal Blitar, menilai keberadaan perpustakaan ini strategis untuk pendidikan generasi muda.
“Sebagai generasi muda, saya melihat Perpustakaan Proklamator Bung Karno bukan hanya tempat menyimpan buku, tapi ruang belajar sejarah yang relevan di era digital. Koleksi fisik dan digitalnya membantu kami memahami nilai perjuangan dan nasionalisme Bung Karno secara lebih mendalam,” katanya.
Kegiatan Edukasi dan Inklusi Sosial
Perpustakaan Proklamator Bung Karno juga memeriahkan Bulan Bung Karno pada setiap Bulan Juni. Agenda ini mencakup pameran bertema “Bung Karno dan Visi Indonesia Emas 2045”, safari literasi, dan pelatihan inklusi sosial seperti Literasi Kopi dan Literasi Wastra Nusantara yang melibatkan pelaku UMKM.
Koleksi memorabilia teks proklamasi Bung Karno dan Bung Hatta tersimpan rapi di Perpustakaan Proklamator Bung Karno, Blitar. (FOTO: Ardana Pramayoga/TIMES Indonesia)
Plt. Kepala UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno, Hartono, menyampaikan bahwa rangkaian kegiatan tersebut diarahkan untuk memperkuat wawasan kebangsaan di kalangan milenial dan generasi Z.
“Kami ingin masyarakat memahami relevansi pemikiran Bung Karno di tengah tantangan global saat ini,” ujarnya.
Selain itu, perpustakaan menyediakan ruang kreatif Idea Space bagi pelajar dan mahasiswa untuk mengembangkan proyek literasi dan konten sejarah. Fasilitas ini menjadi daya tarik baru di 2025, diiringi program magang terbuka untuk generasi muda yang tertarik pada pengelolaan arsip sejarah.
Wisata Literasi di Kota Blitar
Perpustakaan Proklamator Bung Karno tetap menjadi destinasi wisata edukasi unggulan di Blitar. Wisatawan yang berziarah ke makam Bung Karno kerap mengalokasikan waktu untuk mengunjungi perpustakaan, mempelajari koleksi sejarah, dan mengikuti tur edukasi yang dipandu pustakawan.
Fadhil mengaku pengalaman kunjungan ke perpustakaan memberikan perspektif baru.
“Melihat langsung koleksi dan arsip Bung Karno membuat saya lebih memahami sejarah Indonesia. Fasilitas digitalnya juga membantu generasi saya belajar dengan cara yang lebih interaktif,” katanya.
Perpustakaan buka setiap hari pukul 08.00–`16.00 WIB, kecuali pada libur nasional dan cuti bersama. Dengan koleksi yang terus bertambah, inovasi layanan, dan agenda edukasi rutin, Perpustakaan Proklamator Bung Karno menjadi bukti bahwa warisan sejarah dapat terus hidup dan relevan di era digital. (*)
| Pewarta | : Ardana Pramayoga (MG) |
| Editor | : Wahyu Nurdiyanto |