TIMESINDONESIA, MALANG – Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (DPUBM) Kabupaten Malang, Khairul Isnaidi Kusuma menyampaikan, terus mengebut untuk menuntaskan pembangunan infrastruktur yang ditangani. Pihaknya memastikan bisa memaksimalkan serapan anggaran tahun ini.
Oong, sapaan karib Khairul Isnaidi menyampaikan, pada 2025 ini alokasi belanja modal yang diterima DPUBM Kabupaten Malang sebesar Rp 314 miliar.
Dikatakan, pagu anggaran tersebut dialokasikan untuk sejumlah pekerjaan. Diantaranya, peningkatan dan rehabilitasi jalan, perbaikan dan penggantian jembatan, pembangunan drainase, hingga pemasangan PJU.
”Anggaran tersebut berbeda dengan pemeliharaan rutin. Namun, secara keseluruhan, kami sudah menyerap 80 persen lebih dari total anggaran untuk semua kegiatan,” jelas Oong.
Salah satu contoh penanganan yang sudah terealisasi, yakni rehabilitasi di Jalan Ir Soekarno atau Jalur Lingkar Barat (Jalibar) Kepanjen, dengan alokasi anggaran Rp 2 miliar.
Penanganannya kurang lebih sepanjang 1,2 kilometer dengan hotmix ACWC atau campuran aspal dan beton. Salah satu titik perbaikan tersebut, berada di depan Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) Jalibar sampai ujung Jalibar sisi simpang tiga Talangagung.
Oong manyampaikan, dalam penyerapan anggaran dilakukannya setiap triwulan, agar supaya tidak menumpuk pada akhir tahun anggaran.
Pekerjaan Infrastruktur Jembatan Rp 27 Miliar
Pemerintah Kabupaten Malang melalui Dinas PU Bina Marga mengalokasikan anggaran penanganan infrastruktur jembatan kurang lebih Rp 27 miliar pada tahun 2025 ini.
Kepala Dinas PU Bina Marga, Khairul Isnaidi mengungkapkan, pekerjaan infrastruktur jembatan mencakup penggantian konstruksi juga rehab kerusakan. Penanganan infrastruktur jembatan ini, menurutnuya agar konektivitas antarwilayah menjadi lancar.
"Untuk pergantian jembatan kita anggarkan Rp 22 miliar, sedangkan rehab jembatan anggarannya Rp 5 miliar. Jadi, total anggaran di tahun 2025 ini untuk infrastruktur jembatan Rp 27 miliar," kata Khairul.
Dikatakan, untuk penggantian jembatan, penyerapan anggaran yanh dilakukannya dimulai sejak triwulan kedua, karena dalam pekerjaajjya menunggu debit air berkurang.
Sebagai contoh, jembatan yang sudah dituntaskan yakni Jembatan Gunungjati, di wilayah Kecamatan Jabung. Jembatan tersebut dibangun dengan box culvert atau cor di bagian dalam, sepanjang 7 meter dan lebar 5 meter.
Pembangunan jembatan Gunung Jati tersebut. kata Oong, menggunakan APBD Kabupaten Malang 2025, dengan nilai kontrak Rp 751,5 juta.
”Untuk menentukan konstruksi jembatan, kami perhatikan debit air sungainya, supaya tidak terkena banjir lagi. Oleh karena itu, kami bisa menghitung (perencanaanny) saat airnya surut,” terangnya.
Dia melanjutkan, salah satu indikator untuk menghitung debit air sungai yakni intensitas hujan selama siklus 25 tahunan dan 50 tahunan.
"Jika dalam perhitungan menunjukkan air yang mengalir tidak melebihi debit saluran, permukaan jembatan dibangun datar. Sedangkan, jika debit air yang mengalir lebih besar, permukaan jembatan dibangun lebih tinggi. Tujuannya supaya tidak tergerus air jika intensitas hujan sedang tinggi," jelas Oong. (*)
| Pewarta | : Khoirul Amin |
| Editor | : Imadudin Muhammad |
Arab Saudi Gelar Forum Sejarah Haji dan Dua Masjid Suci di Jeddah
KPK Selidiki Dugaan Korupsi Proyek Kereta Cepat Whoosh, Diduga Ada Tanah Negara Dijual ke Negara
Cegah Penyelewengan Pemerintah Kalurahan, DPRD Gunungkidul Tekankan Peran Pengawasan Bamuskal
Dapur MBG Puri Gading Dadapan Banyuwangi Perbaiki Pengelolaan Sampah Usai Dikeluhkan Warga
KH Iskandar Sulaiman, Pejuang dan Imam Tentara dari Kota Batu
Sultan Tidore Ke-37 Zainal Abidin Syah Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional
DPRD Gresik Ajak Pelaku Usaha Perikanan Manfaatkan Teknologi Digital
Foto dan Nama 15 Pejabat di Bondowoso Digunakan Penipuan, Modus Minta Transfer Uang
Peringati Hari Pahlawan, 10 Ribu Pelajar Semarang Bentangkan Merah Putih 1.945 Meter
Kapal Feri Raas Kerap Rusak, Saipur Rahman Minta Pemkab Sumenep Tak Hanya Janji