TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kepala Eksekutif Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ), Jodie Ginsberg, menuding Israel sengaja menargetkan jurnalis untuk membungkam informasi terkait situasi sebenarnya di wilayah Gaza, Palestina.
“Ini sangat jelas, Israel memang menargetkan jurnalis, meskipun militer mereka membantah,” kata Ginsberg, seperti dikutip Deutsche Welle, Selasa (26/8/2025).
Menurutnya, praktik tersebut bukan hal baru. Israel dinilai telah melakukannya sejak beberapa dekade lalu, dan tindakan itu tergolong kejahatan perang. “Ini bagian dari pola Israel untuk mengendalikan narasi tentang apa yang terjadi di Gaza,” ujarnya.
Serangan Israel ke sebuah rumah sakit di Gaza pada Senin (25/8) menewaskan 20 warga sipil, termasuk lima jurnalis: Hussam al-Masri (Reuters), Mohammad Salama (Al Jazeera), Mariam Abu Daqqa (freelance), Ahmed Abu Aziz, dan Moaz Abu Taha. Sementara jurnalis lain, Hassan Douhan (Al-Hayat Al-Jadida), tewas dalam serangan terpisah di Khan Younis.
Aksi tersebut menuai kecaman luas dari organisasi kebebasan pers dan sejumlah negara. Mereka menilai Israel berupaya membungkam saksi mata yang bisa melaporkan kejahatan perang ke dunia internasional.
Data terbaru menunjukkan, serangan Israel di Gaza telah menewaskan 62.744 orang dan melukai lebih dari 158 ribu lainnya. Sementara di pihak Israel, 1.139 orang tewas dalam serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023, dengan lebih dari 200 orang masih ditawan.
Ginsberg menegaskan, penargetan jurnalis terlihat dari berbagai bentuk, seperti pembunuhan, serangan terhadap fasilitas media, hingga pelarangan terhadap media tertentu, termasuk Al Jazeera dan pembatasan harian Haaretz di Israel.
“Ingat, sejak perang dimulai, tidak ada media internasional yang diizinkan masuk ke Gaza secara independen,” tegasnya.
Ia menggambarkan kondisi jurnalis di Gaza sebagai “brutal,” di mana mereka mengalami kelaparan, keterbatasan sumber daya, bahkan ada yang pingsan saat siaran langsung. “Jurnalis adalah warga sipil; menargetkan mereka adalah kejahatan perang,” tambah Ginsberg.
Kecaman juga datang dari sejumlah pemimpin Eropa, antara lain Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy, Kementerian Luar Negeri Jerman, serta Menlu Spanyol Jose Manuel Albares. (*)
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
BKPSDM, Bapenda, dan P3DW Majalengka Jalin Kerja Sama Optimalisasi Pajak Kendaraan ASN
BP Haji Jadi Kementerian, Diharapkan Kolaborasi dengan Kemenag
Fenomena Alam di Sidoarjo, Belasan Hiu Tutul Muncul di Muara Sungai Porong
Ikan Koi Bernilai Rp700 Miliar, Pemkab Kediri Bakal Gelar Koi Show
Eks Karyawan Tagih Tunggakan Gaji, Manajemen Madiun Umbul Square Akui Kesulitan Keuangan
Anggota DPRD Golkar Ciamis Dorong Penerapan Aplikasi SIPOPAY di Seluruh Posyandu untuk Tekan Stunting
Menteri PKP Berharap TIMES Indonesia Terus Berikan Pemikiran Solutif
Delapan Tim Sepakbola Wanita Bertarung Perebutkan Trofi Piala Wali Kota Kediri
Ekskavasi Lanjutan Situs Tondowongso Kediri, Candi Induk Akan Lebih Tampak
OJK Malang Ungkap 11.137 Pengaduan Keuangan Ilegal, Kerugian Capai Rp4,1 Triliun